Sabtu, 14 May 2022 Sepulang dari rumah sakit setelah senam hamil, perut sudah terasa mules tapi tidak intens. Jadilah saya pikir masih kontraksi palsu.
Sesampainya di rumah benar saja tidak terasa lagi mulesnya dan bisa tidur nyenyak.
Minggu, 15 May 2022 Namun selang beberapa jam tepatnya pukul 00.13 AM saya mulai merasakan kontraksi teramat sering.
APLIKASI CONTRACTIONS TIMER
Cari-cari tau aplikasi penghitung kontraksi yang mudah. Walhasil pilihan saya jatuh pada CONTRACTION TIMER. Cari aja di google play, tinggal download aja deh.
Setelah membaca instruksi apa saja yang sudah ada di deskripsi. Kini saya paham cara pakainya.
Saat terasa kontraksi tinggal pencet saja tombol CONTRACTIONS STARTED. Tunggu hingga rasa kontraksinya menghilang. Barulah pencet kembali tombol CONTRACTIONS STOPPED.
Nanti di layar akan muncul tanggal kontraksi, jam kontraksi dan durasi kontraksi. Lalu lanjutkan kembali saat merasakan kontraksi kembali dengan cara yang sama.
Maka tampilan di layar bertambah dengan FREQUENCY. Maksudnya yaitu jeda kontraksi dari kontraksi pertama dengan kedua.
Kalian bisa lihat gambar di bawah ini. Saya sudah beberapa kali mengalami kontraksi dengan jeda waktu bervariasi. Tapi durasi kontraksi hampir semuanya sama, tepat di atas satu menit.
Berkali-kali merasakan kontraksi dan mengikuti instruksi dari aplikasi tersebut. Keluarlah notifikasi kalau saya harus segera ke rumah sakit yang bertuliskan GET READY.
Di aplikasi tersebut akan ada informasi yang jelas mengapa harus segera ke rumah sakit.
Sebenarnya dari pukul 01.15 AM saya sudah mendapatkan notifikasi tersebut. Namun masih saya abaikan karena jeda kontraksinya tidak menentu. Menurut pencarian saya kalau pembukaan itu disaat jeda kontraksi tiap 5 menit sekali. Karena itulah saya belum juga membangunkan suami untuk ke rumah sakit.
Setelah jeda kontraksi semakin intens tiap 7 menit sekali dan durasi kontraksi tetap sama di atas semenit. Barulah saya memberitahukan suami untuk segera ke rumah sakit.
Maka dari itu, saya dan suami sudah mulai berganti pakaian dan meninggalkan anak pertama kami dengan aki enin di rumah.
SUDAH PEMBUKAAN DUA
Dari pukul 00.13 AM sampai pukul 02.35 AM sudah 30 kali kontraksi dengan jeda waktu tiap 7 menit sekali kontraksi dan durasi selama 1 menit sepersekian detik.
Kontraksi tersebut makin intens dan makin terasa. Walhasil saya dan suami bergegas menuju RS Premier Bintaro.
Tepat pukul 03.09 AM kami sudah sampai di IGD RS Premier Bintaro. Saya dilarikan ke kamar nomor 7. Lalu ibu bidan membawa perlengkapan CTG dan memeriksa bagian dalam vagina. Ternyata sudah mulai pembukaan 2.
Untunglah kami segera bergegas ke rumah sakit. Jadi kami tau sudah ada pembukaan. Sempat berpikir jangan-jangan disuruh pulang lagi sama dokternya.
Sebelumnya saya sudah 4 kali bolak balik ke rumah sakit. Tapi nyatanya belum ada pembukaan sama sekali. Makanya dokter meminta saya untuk pulang dan rajin berolahraga.
Pukul 04.05 AM saya sudah mulai PCR dan suami mulai mengurus dokumen yang diperlukan untuk proses melahirkan. Saya di IGD sendirian sembari main handphone dan menunggu dibawa ke kamar pasien. Ternyata suami belum juga di PCR dan baru test pada pukul 05.00 AM.
Hasil test PCR untuk pasien keluarnya setelah 3 atau 4 jam. Sedangkan pendamping hasil test PCR keluarnya setelah 6 jam.
Pukul 06.40 AM Saya sudah diberikan sarapan dari Rumah Sakit berupa bubur putih, daging semur dan telor rebus. Kalau tanya rasa, yaa rasanya hambaaarrr buuunnn.
Sayangnya kalau rumah sakit umum dan RSIA itu sangat berbeda sekali makanannnya.
RSU makanannya dari awal sampai akhir gak ada yang enak rasanya, karena emang pasiennya campur dengan yang lain. Sedangkan RSIA semua makanannya macam di hotel deh. Enaaaakkk semuaaaa.
Saya sharing ini berdasarkan pengalaman pribadi ya buibu. Bukan berarti saya memberikan keterangan yang palsu.
Tapi dari segi pelayanannya memang di RS Premier Bintaro tidak diragukan lagi. Semuanya sigap banget dan dalam pembayaran pun juga tidak dipersulit. Benar-benar dipermudah banget bun.
Pukul 07.40 AM Saya mulai bisa masuk kamar merpati nomor 324. Saya ambil kelas gold yang mana biaya permalamnya sebesar Rp. 1.200.000. Dalam satu kamar ada 2 kasur.
Beruntungnya kami karena tidak ada pasien lain di dalam kamar tersebut. Jadi saya dan suami pun bisa leluasa. Kalau kentut juga gak perlu ditahan-tahan biar gak berbunyi. Hahahaa...
Kamarnya tidak luas dan berdempetan pula dengan kasur yang di sebelahnya. Tapi kasurnya cukup luas sih. Jadi saya dan suami bisa tidur sekasur berdua. Yah walaupun berdempetan yaaa.
Dari pagi hingga pukul 10.00 AM saya masih sendirian di dalam kamar. Mana lapar pula, eh gak lama kemudian ada yang mengetuk pintu dan membawakan bubur kacang ijo.
Alhamdulillah dapat snack paginya enaakkkk. Walaupun hanya semangkuk kecil. Tapi lumayan buat ganjel sementara waktu.
Pukul 11.00 AM Akhirnya suami sudah bisa masuk ke dalam kamar Merpati. Oiyaaa untuk kamar pasien tidak bisa sembarangan orang yang masuk ya.
Bagi pendamping masih tetap harus ada test PCR dan akan diberikan kartu akses untuk masuk ke dalam kamar. Semuanya yang ada di RS Premier Bintaro canggih ya bun. Jadi kalau mau masuk kamar harus di tap dulu pakai kartu.
Masih tetap menunggu dan di cek kembali pembukaannya. Ternyata masih tetap sama stuck di pembukaan 2. Jadilah masih tetap menunggu di kamar pasien.
Kalau pembukaannnya sudah bertambah barulah saya dan suami akan pindah ke kamar bersalin. Lokasi melahirkannya beda ya buuunnn.
Pukul 12.05 PM Makanan siang sudah datang. Di meja sudah tersedia semangka, bistik ayam, sayur oyong (kayanya ya karena isinya cuma mentimun dan wortel aja). Apakah makananya saya habiskan? Tentu tidaaakkkk karena tidak berselera.
Maklum kontraksi tiap 9 menit sekali masih tetap berlanjut. Jadi gak akan nafsu deh sama makanan.
PROSES MELAHIRKAN SECARA NORMAL
Pukul 14.00 PM saya langsung dipindahkan ke kamar bersalin dan mulai cek pembukaan ternyata sudah pembukaan 4 bun.
Ruang bersalin jauh lebih luas tapi AC tidak nyala sama sekali. Makanya ruangan terasa begitu hangat. Saya diberikan kimono berwarna merah bata.
Selang beberapa menit akhirnya saya diberikan cairan infus untuk dilakukannya tindakan induksi karena pembukaan stuck di pembukaan 4.
Beberapa kali saya ditawarkan ILA (Intratechal Labour Analgesia) oleh dokter dan suster. Tapi saya selalu menolak karena yakin kalau saya kuat menghadapi proses rasa sakitnya melahirkan normal.
Saya jelaskan sedikit ya. Jadi saat melahirkan menggunakan metode ILA (Intratechal Labour Analgesia). Maka saat pembukaan 4 ke atas tidak akn terlalu merasakan mules saat kontraksi. Apalagi saat melahirkan, rasa sakitnya jauh lebih ringan ketimbang tidak menggunakan metode ILA.
Untuk info selanjutnya mengenai Metode ILA. Kalian bisa googling aja ya buunnn. Ada banyqk penjelasannya kok disana.
Pukul 15.05 PM Rasa mules teramat hebat saya rasakan. Semua teknik pernapasan yang saya pelajari saat senam hamil benar-benar terpakai.
Saya bisa melahirkan dengan cepat dan merasakan kepala baby yang sedikit demi sedikit keluar dari rahim.
Sayangnya saking gak kuat tahan sakit. Saya berteriak hingga 3 kali dan dokter pun menegur saya untuk tidak berteriak. Hahahaha...Ya gimana dookkk kan sakiiitttttt.
Sebenarnya tidak diperbolehkan untuk menjerit saat proses persalinan dan kondisi kita pun harys tetap sadar, melek dan terus melakukan teknik pernapasan yag benar.
Suster sangat senang sekali karena saya bisa melakukan pernapasan dengan baik. Tapi karena rasa mulesnya semakin bertambah makanya jadi tidak terkontrol dan saya mencakar salah satu tangan susternya. Saking gak kuat dengan rasa mules.
Tau gitu pakai ILA aja yaaa biar gak ngerasain sakit banget. Hahahhaa...
Posisi melahirkan pun tidak hanya terlentang melainkan berubah posisi menjadi miring ke kiri. Ternyata jauh lebih cepat keluarnya saat posisi miring ke kiri.
Hanya ada 2 suster yang membantu Dr. H Okky Oktafandhi saat proses melahirkan. Bedanya lagi saat proses persalinan tidak ada kain penyangga untuk menutupi proses persalinan.
Jadi saya bisa melihat secara langsung apa yang sedang dilakukan dokternya.
Pukul 15.46 PM tepatnya di usia kandungan 39minggu 1 hari Alhamdulillah my baby boy menangis sangat kencaaannggg sekali. Apa yang saya khawatirkan sebelumnya tidak terjadi apa-apa.
Sebelumnya dokter pernah memberikan informasi saat USG usia kandungan 38 minggu. Kalau anak kami ada penyempitan pembuluh darah menuju paru-paru. Penyebabnya bisa jadinkarena keturunan atau sang ibu pernah sakit dan diharuskan minum obat.
Saat kehamilan saya 8 bulan, saya terpapar Covid19 (jenis omicron). Saya tidak bilang apa-apa ke dokter karena dari keturunan suami saya pun juga sama. Suami saya juga ada penyempitan pembuluh darah. Yah semoga saja pas melahirkan dedek bayi nangisnya kencang.
Benar saja, setelah saya ajak komunikasi anak kami saat masih di dalam perut untuk menangis dengan sangat kencang. Akhirnya pecahlah suara tangis anak kami.
Anak kami menangisnya sangat nyaring sekali dan dokter juga senang saat mendengar tangisan anak kami. Alhamdulillah apa yang dikhawatirkan pak dokter tidak terjadi apa-apa.
SUAMI DIMINTA POTONG TALI PUSER BABY RYU
Pak dokter pun meminta suami saya untuk menggunting tali puser anak kami. Suami sempat menolak tapi dokter memastikan untuk tidak masalah menggunting ari-ari dedek bayi.
Akhirnya dengan tangan gemetar dan rasa berani. Suami saya pun bisa memotong ari-ari anak kami dengan baik.
Subhanallah proses melahirkan yang cukup cepat bisa saya lalui dengan lancar. Saya di induksi pukul 14.00 PM dan Melahirkan pukul 15.46 PM. Proses yang sangat cepat dan berhasil saya lalui tanpa drama pendarahan. Tapi tetap saja ada jahitan, Yah jahitannya juga tidak sebanyak anak pertama sih.
Semuanya berkat dukungan 2 suster senior dan pak dokter yang terus menyemangati saya untuk berkali-kali mengatur pernapasan saya agar bisa melahirkan dengan cara normal.
Saya bisa melihat anak kami yang sedang menangis dari jarak dekat dan bayi pun diberikan ke saya untuk dilakukannya skin to skin agar dedek bayi bisa melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini).
BABY RYUMA TELAH LAHIR KE DUNIA
Akhirnya anak kedua kami yang bernama Ryuma telah lahir ke dunia dengan tinggi badan 50cm dan berat badan 3.4kg.
Semoga kamu jadi anak yang sholeh ya nak, sehat selalu dan jadi anak yang selalu berbahagia dimana saja.
Terima kasih kepada suami yang selalu siaga dan selalu perhatian disaat istrinya kesakitan dari tengah malam sampai keesokan harinya.
Terima kasih kepada Dr. H Okky Oktafandhi dan 2 suster senior yang sudah bersabar menemani saya saat proses persalinan.
Maafkan saya bu suster Yulita Hutabarat karena sudah mencakar tangannya saking sakitnya proses persalinan anak kedua kami.
Terima kasih juga kepada kedua orang tuaku yang sudah menemani kaka Una dan kaka Mika yang sudah menantikan dedek Ryu secepatnya pulang ke rumah.
Terima kasih kepada seluruh keluarga dan kerabat yang sudah mendoakan kami agar proses persalinan berjalan dengan lancar.
BABY RYU PULANG KE RUMAH
Akhirnya tepat pada tanggal 18 May 2022 kami sudah boleh pulang ke rumah dan bertemu dengan seluruh keluarga yang sudah menantikan Baby Ryu dari rumah sakit.
Sebelum pulang ke rumah ada goodie bag yang diberikan dari pihak rumah sakit yang berisikan satu paket travel kit dari johnson & johnson, diapers Mamy Poko, diapers Sweety Gold dilengkapi dengan tissue basah dan tas dari rumah sakit premier bintaro.
Akhirnya yaaaa adiknya Una launching juga. Lengkap dah ya sepasang. Semoga dedek Ryu jadi anak pintar, tumbuh sehat, soleh, dan membanggakan kedua orangtua, bisa melindungi kaka una juga. Aamiiin.
BalasHapusAmiiiinnn amiiinnnn...Makasiiii tante kendall
Hapus