Kondisi saya dan suami memang sempat tepar karena anak kami demam tinggi. Saya sih curiganya anak kami demam karena mau tumbuh gigi geraham.
Saya cek kondisi mulut anak kami memang pada bagian geraham bawahnya bengkak banget dan kemerahan, bibirnya merah sekali dan pecah-pecah.
Untunglah anak kami banyak minum air putihnya dan juga minum susu formulanya pun semakin banyak akibat tidak mau makan karena sepertinya merasakan perih saat menelan.
Demamnya pun naik turun setelah kami berikan sanmol. Tapi kondisi anak kami masih lincah seperti biasanya. Jadi tidak terlalu khawatir lah.
Saat menjelang sore suami mendapatkan kabar dari teman sekantornya kalau hasil antigennya positif. Sedangkan suami sempat ada kontak dengan temannya itu. Saya pun memaksa suami untuk test PCR.
Tidak hanya suami saya saja melainkan kami sekeluarga yang terdiri dari saya istrinya, anak kami dan kedua orang tua kami yang juga tinggal serumah.
3 Feb 2022 tepatnya pukul 20.15 PM kami menuju RS Brawijaya Depok yang letaknya tak sampai 5 menit dari rumah kami.
Sempat tidak tega melihat kondisi anak kami yang masih demam tinggi harus melakukan test PCR untuk pengecheckan saja agar ketawan hasilnya positif atau negatif. Memang saat itu anak kami yang sangat lemah kondisinya.
Saya terus berdoa agar anak kami tidak terpapar covid19. Kalaupun sampai ada yang positif. Cukup saya dan suami saja, jangan orang tua kami ataupun anak kami.
Kami hanya bisa pasrah saja dengan hasil yang akan kami terima di keesokan harinya.
SEDIH!! HARUS BERPISAH SAMA ANAK
4 Feb 2022 hasil PCR sudah keluar dan alhamdulillahnya anak kami dan kedua orang tua kami dinyatakan hasilnya negatif. Sedangkan saya dan suami dinyatakan positif covid19.
Saya dan suami pun bergegas untuk packing semua kebutuhan dan perlengkapan anak kami untuk diungsikan ke rumah orang tua di Ciledug. Kami harus berpisah sementara waktu.
Saya dan suami tidak ingin menularkannya ke anak kami dan orang tua kami. Jadilah anak kami tinggal di rumah orang tua dahulu sampai saya dan suami dinyatakan negatif dari covid19.
Pertama kalinya buat saya dan suami harus berpisah dengan anak selama 10hari. Jujur saat itu saya merasa sangat rapuh.
Berkali-kali saya peluk anak kami dan menjelaskan kondisi kami bagaimana. Anak kami pun seperti mengerti dengan apa yang saya rasakan.
Anak kami terus memeluk saya dan menangis sesegukan sampai tertidur dengan dekapannya yang begitu kencang karena tidak mau berpisah dengan saya.
Suami dengan tegar hanya melihat kami dari luar kamar sembari menahan tangisannya keluar di depan anak kami.
Anak kami saat ini masih berusia 1 tahun 6 bulan tapi sangat mengerti dengan apa yang dirasakan orang tuanya. Tak hanya kami saja yang sedih, anak kami pun merasakan hal yang sama.
Saking sedihnya anak kami tak bisa mengontrol emosinya. Anak kami memukuli kepalanya sendiri dengan tangannya sembari menangis kejer dan lari ke pelukan saya. Saya mencoba untuk menahan tangisan di depan anak saya tapi tidak bisa.
Air mata kami pun buncah bersamaan. Saya hanya bisa bilang "Maafin mama ya nak, kita pisah sebentar dulu. Nanti kalau mama sama papa sudah sembuh kita kumpul lagi ya sayang". Anak kami hanya mengangguk seperti mengerti apa yang saya katakan.
Taksi pun datang, anak kami dan kedua orang tua kami mulai memasukkan semua perlengkapan una. Dari dalam taksi anak kami dengan tatapannya yang sedih memandang ke arah kami berdua.
Seperginya anak kami, saya pun gak kuat menahan tangisan. Ternyata suami saya pun juga merasakan hal yang sama. Kami berdua menangis karena merasa sangat sedih harus berpisah dengan anak kami sementara waktu.
Setelah berpisah, saya dan suami harus tetap tegar dan fokus untuk kesembuhan kita berdua. Kami tidak mau terlalu lama terpuruk karena kesedihan. Kami harus melawan virus ini agar bisa secepatnya bertemu anak kami.
DIKASIH OBAT MALAH MUNTAH
5 Feb 2022 Saya dan suami langsung menghubungi atasan kami masing-masing untuk memberikan informasi bahwa hasil PCR kami dinyatakan positif. Akhirnya kami pun diberikan ijin sakit selama seminggu.
Saya pun langsung konsul di Halodoc dengan asuransi kantor yang telah terhubung. Saat konsul dengan dokter COVID19, saya menjelaskan bahwa gejala yang saya rasakan yaitu radang tenggorokan dan pilek. Akhirnya diberi resep obat Zegavit, Sanmol dan Rhinos.
Sedangkan suami gejalanya batuk kering, badan terasa linu, radang tenggorokan dan juga pilek. Resep obat yang dianjurkan yaitu Avigan, Prove D3, Sistenol, Rhinos, Azithromycin dan Zegavit.
Sebenarnya saya sempat ragu dengan resep dokter yang diberikan. Saya sudah jelaskan kalau kondisi saya sedang hamil. Tapi kenapa dikasih resep rhinos.
Berhubung suami sangat khawatir dengan kondisi saya karena sedang hamil. Walhasil saya minum obat yang sudah diresepkan.
Ternyata setelah meminum semua obat yang diresepkan. Saya malah jadi muntah-muntah gak karuan. Walhasil saya tidak melanjutkan minum obat dari dokter.
Saya pun akhirnya konsul lagi ke obgyn dan menanyakan masalah apa yang saya alami sampai terjadi muntah.
Dokter obgyn pun menjelaskan bahwa ibu hamil tidak bisa menerima vit C 1000mg secara langsung.
Apalagi bau yang menyengat dari zegavit membuat ibu hamil terasa mual dan mengakibatkan muntah-muntah. Jadi tidak disarankan untuk minum zegavit.
Sedangkan untuk rhinos ada baiknya tidak dilanjutkan kembali karena belum ada bukti klinis bahwa obat tersebut aman untuk ibu hamil.
Jadilah sementara waktu ini saya hanya mengkonsumsi vitamin dari dokter kandungan langganan saya sebelumnya.
Setelah konsul dengan dokter dari halodoc. Suami saya juga tidak lupa untuk lapor RT setempat bahwa hasil kami berdua positif Covid19.
Pak RT langsung bergegas memberikan informasi tersebut ke pihak puskesmas dan tak lama kami pun dihubungi dan diberikan beberapa pertanyaan seputar yang kami rasakan.
Kami hanya butuh memberikan foto KTP dan Kartu Keluarga. Setelah itu dijabarkan apa saja gejala yang kami rasakan dan kapan PCR dilakukan. Setelah semua pertanyaan kami jawab, akhirnya kami dapat kiriman obat dari puskesmas.
Obat yang saya dapatkan yaitu Cetirizine, Azithromycin dan Vit C 250mg. Untuk obat saya hanya mengkonsumsi Cetirizine saja. Saya tidak berani meminum Azithromycin. Sedangkan Vitamin C nya tetap saya konsumsi karena aman buat ibu hamil.
HOME CARE SERVICE SILOAM
Dari awal kami terjangkit Covid19, atasan suami langsung bergegas agar karyawannya mendapatkan fasilitas berupa home care services. Jadi kami tidak perlu ke rumah sakit melainkan hanya menunggu perawat dari rumah sakit datang ke rumah.
Siang itu, perawat pun datang dengan menggunakan hasmat. Selama pemeriksaan kami diperiksa terlebih dahulu untuk saturasi, tekanan darah dan ambil darah.
- Warga Sawangan Residence Ideal yang telah mengirimkan banyak makanan ke rumah kami
- Oentoeng Suria & Partners yang telah mengirimkan sterimar, obat kumur betadine dan buah-buahan
- Kak Nita & Sombo yang sudah mengirimkan buah-buahan
- Miss Nidy a.k.a Kendall yang telah mengirimkan Yoshinoya untuk makan malam kami
- Kak Aip yang sudah mengirimkan buah-buahan
- Mba ita tetangga sebelah rumahku yang sudah kirim sayur sop pagi-pagi banget buat sarapan kami
- Eva tetangga depan rumahku yang sudah kirim Holland bakery siang-siang buat kita ngemil
- Rani a.k.a Zelran yang tiba-tiba kirim Pizza Hut ke rumah
- Bebeb Apri bininya sepupu gw yang belo udah kirim minuman segar Jus Kacang Ijo dan Jus Kacang Kedelai
- Dessy Mustikasari mantan temen kerja di oil and gas yang masih inget aja ngirimin martabak telor ke rumah
- Etha Ferroh mantan temen kerja di Grand Indonesia yang ngirimin Domino's pizza banyak bangeeettt hahaha
- Mba Chac a.k.a Anissarach mantan temen kerja di oil and gas yang sudah kirim spaghetti heiittsssnya yang yummiiiiieeee
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Yuk ah komen daripada cuma sebarin Spam