Demam tak kunjung pulih. Setiap malam kondisi anak saya selalu lemas dan sekujur tubuhnya terasa begitu hangat, tidak seperti biasanya.
Syukurnya walaupun anak ini lemas, masih tetap bisa diajak bercanda dan ketawa riang. Tapi tubuhnya tetap tidak selincah seperti biasanya. Khawatir lihat kondisi anak pertama seperti itu.
Tapi saat di pagi hari suhunya kembali normal menjadi 36.6 derajat celcius. Tiap malam suhunya bisa mencapai 39.8 derajat celcius. Sempat panik karena di area perumahan ada yang terkena DBD. Kami hanya takut anak kami juga terkena penyakit tersebut.
JUMAT, 30 APR 2021
Anak kami terlihat begitu lesu. Saat cek suhu masih diangka 37.5 derajat celcius. Saya pikir mungkin nanti siang akan berangsur pulih kalau sudah makan. Makanya saya masih tetap bekerja ke kantor.
Ternyata semakin siang, orang tua saya memberi kabar kalau suhu anak saya sudah mencapai 38.8 derajat celcius. Saya pun panik dan akhirnya ijin kerja setengah hari.
Sore hari pun kami bergegas menuju Rumah Sakit Ibu Anak Bina Medika Bintaro yang lokasinya tidak jauh dari rumah kami.
Saat pemeriksaan, anak kami di cek bagian telinga, mulut dan vagina nya. Ternyata gusinya bengkak, tidak ada gejala kelenjar getah bening, pencernaan baik dan pada bagian vaginanya terlihat sangat merah akibat demam tinggi.
Dokter pun menyarankan kami untuk tetap tenang, jika masih demam tinggi harus kontrol lagi keesokan harinya agar bisa langsung tes darah.
Biaya yang dikeluarkan saat periksa ke dokter RSIA Bina Medika sebesar Rp. 460.592, Sebagai berikut :
- Poli spesialis anak Rp. 300.000
- Administrasi Rp. 50.000
- APD Rawat jalan Rp. 25.000
- Wooden Tongue Rp. 1.278
- Bufect Syrup Rp. 22.984
- Zamel Drops Rp. 61.330
Pukul 23.00 WIB demam una makin tinggi, bahkan sampai mencapai 39.8 derajat celsius. Akhirnya saya pun mengirim pesan via whatsapp. Dokter hanya menyarankan untuk membangunkan anak kami dan memberikan cemilan terlebih dahulu. Setelah selang beberapa detik, kami berikan bufect sesuai takaran dokter.
Alhamdulillah dalam waktu 2 jam kemudian, demamnya pun turun dan tubuhnya mengeluarkan keringat yang begitu banyak seperti mandi. Karena anak kami masih tidur, jadi belum saya gantikan bajunya. Setelah terbangun, barulah saya ganti baju yang dipakainya.
Sebelumnya dokter memberi saran, jika anak demam tinggi saat malam hari. Kami bisa kontrol lagi ke rumah sakit untuk memastikan kondisi anak kami karena takut kena DBD.
SABTU, 1 MAY 2021
Pagi harinya anak kami normal kembali dengan suhu 37.2 derajat celcius. Sempat lega juga akhirnya bisa normal seperti sedia kala. Gak lama kemudian naik lagi sampai 37.8 derajat celcius, Akhirnya suami pun langsung jemur anak kami di pagi hari. Setelah di jemur, saya cek suhu tubuhnya kembali normal menjadi 36.6 derajat celcius.
Tiap jam saya rajin untuk cek suhu tubuh anak kami karena memang demamnya selalu naik turun tiap jamnya. Siapa sangka dalam waktu beberapa jam, tepatnya pukul 11.00 WIB anak kami langsung naik demamnya menjadi 38.8 derajat celcius.
Kami pun panik dan akhirnya langsung kami bawa kembali ke rumah sakit untuk memastikan saja kondisi anak kami baik-baik saja. Memang sih, anak kami walaupun demam tinggi masih lincah dan bawel, masih suka teriak-teriak, ajak bercanda, ketawa riang selayaknya sedang tidak sakit. Padahal kondisi suhu tubuhnya sangat panas sekali.
Sesampainya di rumah sakit kami diarahkan ke IGD agar terpisah dengan anak sehat yang akan di imunisasi. Hampir sejam lebih kami menunggu antrian yang tak kunjung selesai. Akhirnya dokter pun datang dan memeriksa kondisi anak kami.
Saat pemeriksaan dokter pun curiga anak kami terkena Virus Roseola dan menjelaskan kalau virus ini memang sudah 3 bulan terakhir menyerang anak yang berumur di bawah setahun. Anak kami pun termasuk dari salah satunya.
Akan tetapi, kami tetap meminta dokter untuk tes darah agar bisa lebih jelas saja kalau anak kami tidak terkena DBD. Dokter pun menyetujui apa yang kami minta. Jadi anak kami pun harus tetap dipantau di rumah terlebih dahulu. Jangan keseringan ke rumah sakit karena berbahaya. Kami pun mengikuti apa yang sudah disarankan oleh dokter.
FYI aja, dokter yang periksa anak kami di IGD berbeda dengan dokter yang sebelumnya yah. Jadi sarannya pun berbeda pula. Kalau dokter yang periksa anak kami di IGD memberikan sarankan untuk di rumah terlebih dahulu, pantau selama 3 hari kondisi demamnya naik turunnya tiap berapa jam. nanti di hari ke empat bisa langsung ke rumah sakit untuk tes darah dan urin.
Dokter menyatakan anak kami terkena virus roseola. Sementara waktu, bisa diberikan obat Laprosin Syrup yang berfungsi untuk mengobati beberapa infeksi yang disebabkan oleh virus. Cara kerja obat ini dengan cara meningkatkan respon kekebalan alami limfosit dan dapat menghambat perkembangan virus dengan meningkatkan ribosom dan polyribosomes (Sumber : Halodoc)
Biaya yang dikeluarkan saat diperiksa oleh dokter IGD sebesar Rp. 631.770, berikut rinciannya :
- Poli spesialis anak Rp. 300.000
- Administrasi Rp. 50.000
- APD Rawat Jalan Rp. 25.000
- Pediatric Urine Collector Rp. 32.840
- Imunped Drop Rp. 71.648
- Laprosin Syrup Rp. 152.282
MINGGU, 2 MAY 2021
Pada pagi hari kondisi anak kami masih terbilang normal karena masih di angka 36.6 derajat celcius. Untuk bayi kalau suhunya di atas 37.5 derajat celcius sudah masuk ke demam ya moms dan kalau suhunya sudah di atas 39 derajat celcius, ada baiknya langsung konsul ke dokter.
Setiap jamnya kenaikan suhu tubuh anak kami tidak melebihi 37.5. Setelah jam 2 siang suhu tubuh anak kami kembali naik menjadi 38.8 derajat celcius. Setiap ada kenaikan suhu tubuh, kami selalu memberikan Bufect agar cepat turun demamnya.
Namun siapa sangka pada jam 12 malam suhu tubuh anak kami kembali naik lagi menjadi 39.1 derajat celcius. Benar-benar dibuat spaneng demam anak karena virus ini. Apalagi sebelum tau penyakit pastinya apa yang bikin anak kami demam (mama masih takut terkena DBD), kami selalu khawatir dan tidak bisa tidur.
SENIN, 3 MAY 2021
Akhirnya keesokan harinya kami pun langsung menuju rumah sakit dan minta untuk di cek darah dan urine. Saat akan cek darah, anak kami berontak sangat kencang sekali. Padahal sudah ada 2 perawat yang membantu anak kami agar tidak banyak bergerak,
Sedih banget sih lihat anak kami darahnya di ambil lumayan banyak. Tapi demi kebaikan, jadi harus tega lah agar cepat ketawan penyakit yang sebenarnya karena virus roseola atau DBD. Semoga saja bukan DBD, kalau sampai terkena DBD anak kami akan langsung rawat inap dan diharuskan PCR terlebih dahulu sebelum rawat inap.
Untuk tes urine menggunakan urine bag collector. Akan tetapi, karena anak kami sering bergerak dan masih tetap lincah. Walhasil gagal terus menampung air kencingnya. Akhirnya kami tidak memberikan hasil urine kepada suster karena memang susah sekali anak kami antengnya.
Sebenarnya kalau berhasil urinenya terkumpul sebanyak 20 ml. Dalam waktu 30 menit sample urin harus segera diberikan kepada pihak laboratorium. Berhubung tidak berhasil, jadilah tidak kami berikan. Padahal sudah bayar. Hiks
Biaya yang dikeluarkan untuk tes darah dan urine sebesar Rp. 810.000 dengan rinciran sebagai berikut :
- Administrasi Rp. 50.000
- Anti Dengue NS1 Rp. 480.000
- Darah Lengkap Rp. 176.000
- Urine Lengkap Rp. 104.000
Alhamdulillah dalam waktu beberapa jam hasilnya dikirim via email. Dari semua hasil yang ada menurut dokter kami hasil dengue negatif dan tidak ada infeksi bakteri apapun. Anak kami benar-benar terkena Virus Roseola. Alasan mama kekeuh mau cek darah karena takut DBD saja karena memang sudah ada yang terjangkit penyakit tersebut di area perumahan.
VIRUS ROSEOLA
Roseola adalah infeksi virus yang ditandai dengan demam dan timbul ruam kemerahan setelah demamnya menurun. Ruam merah yang muncul saat seseorang mengalami roseola disebut dengan exanthema subitum.
Roseola dapat menular melalui percikan ludah penderita saat bersin atau batuk yang terhirup oleh orang lain. Selain itu, penyakit ini juga bisa menular secara tidak langsung melalui perantaraan benda yang sudah terkontaminasi oleh virus. Seperti contoh saat anak menggunakan cangkir yang telah digunakan sebelumnya oleh anak yang menderita roseola.
Roseola dapat menyebabkan ruam kemerahan pada bagian punggung, perut, dada, wajah dan kaki. Ruam kemerahan ini biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah 3 hari kemudian. Biasanya ruam kemerahan ini dapat menyebabkan gatal. Akan tetapi, anak kami tidak merasakan gatal.
Virus Roseola ini tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun jika anak mengalami demam di atas 39 derajat celcius. Ada baiknya moms langsung bawa anaknya ke rumah sakit yah. karena demam yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kejang.
Selama anak kami sakit karena virus roseola, selama 2 hari memang hanya kami lap saja pakai air hangat. Setelah tau karena virus roseola, akhirnya kami bisa memandikan anak kami dengan menggunakan air hangat. Dokter pun menyarankan tidak masalah jika anak mandi dengan air hangat.
Alhamdulillah saat masuk hari ke empat, anak kami sembuh dengan sendirinya dan sekarang sudah tidak demam lagi. Ruam kemerahannya pun setelah 3 hari kemudian menghilang dengan sendirinya tanpa di kasih apapun.
Sekian sudah sharing pengalaman anak kami yang terkena virus roseola. Semoga artikel ini bermanfaat buat moms yang sedang mengalaminya juga. Jangan panik ya moms dan semoga anak kita diberi kesehatan selalu. Amiiinnnn...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Yuk ah komen daripada cuma sebarin Spam