Akhirnya permintaan yang saya lontarkan ke suami yaitu babymoon, bisa terealisasikan juga. Terserah mau kemana saja, hal terpenting bisa keluar dari rutinitas sehari-hari. maklum selama beberapa bulan terakhir saat kondisi tidak fit, saya selalu menghabiskan waktu di rumah saja.
Beruntungnya suami pun menyetujui keinginan saya untuk bisa staycation. Dari beberapa pilihan penginapan yang ditawarkan suami. Ada satu penginapan yang sangat saya sukai yaitu Tea Garden Resort, Subang. Walaupun bukan di Bandung tapi setidaknya jarak menuju Bandung masih terbilang dekat kok.
Suami pun setuju tapi dengan syarat kami tidak hanya berdua saja karena resortnya sangat luas. Apalagi luas resort mencapai 100 meter. Jadilah suami berniat untuk mengajak teman-temannya bergabung saat staycation disana.
Saya sih tidak menolak tawaran suami karena memang benar adanya. Kok kayanya krik krik banget yah di resort seluas itu dan hanya kita berdua saja yang menginap. Akhirnya kami menginap berlima disana.
Suasana perkebunan teh yang mengelilingi seluruh resort dengan tumbuhan rambat yang menghiasi seluruh dinding resort membuat udara terasa begitu sejuk. Itulah alasannya mengapa saya memilih untuk babymoon di Tea Garden Resort.
***
Sabtu, 7 Maret 2020 tepat pukul 08.00 AM kami melakukan perjalanan dengan 2 mobil. Saya dan suami di mobil yang sama sedangkan ketiga teman suami berada di mobil satunya lagi. Berhubung saya dan suami berencana untuk jalan duluan dan nantinya bertemu di Rest Area. Akhirnya kami melewati jalan tol layang.
Ternyata jalan tol layang macet parah, entah ada apa. Sehingga suami pun memberikan informasi kepada temannya untuk cari jalan alternatif lainnya. Hmmm...mereka bertiga malah jauh lebih cepat sampai di Rest Area.
Saat itu ada banyak komunitas ferrari yang ikut melintas di jalan tol layang. Tapi tak hanya itu saja sih, memang kebetulan sedang banyak perbaikan jalan sehingga membuat kondisi jalan tol sedikit chaos.
Sebenarnya kalau tidak macet sih, perjalanan kami hanya memakan waktu hingga 2 jam saja. Tapi berhubung macetnya gak kelar-kelar. Akhirnya kami memutuskan untuk makan siang diluar karena saya tidak bisa telat makan.
Sedikit saja telat, saya akan mulai muntah-muntah lagi. Makanya suami pun sudah khawatir kalau saya terus bersendawa yang artinya sebentar lagi saya akan muntah kalau belum juga diisi makanan. Walaupun sudah banyak cemilan yang masuk, tetap saja tidak ngaruh. Yah maklum, kondisi fisik bumil belum 100 persen pulih sedia kala.
SAUNG PUNCLUT
Tepat pukul 12.10 PM Kami singgah di Saung Punclut yang dimana kondisi tempat makanan sedang sepi, hanya ada beberapa pengunjung saja disana. Saya memilih tempat makan yang lesehan karena jauh lebih nikmat.
Saung Punclut menyediakan banyak pilihan makanan yang bisa kamu pilih seperti semur jengkol, ayam kampung, cumi, belut goreng
Makanan yang sudah kita pilih, ada beberapa yang harus digoreng dulu dan ada pula yang siap saji tergantung pilihan pengunjung. Kalau saya sih kebetulan hanya memesan ayam kampung dan selada saja. jadi masih tetap harus menunggu untuk digoreng.
Siang itu hujan sudah mulai rintik-rintik, udara pun terasa begitu sejuk dengan semilir angin dingin yang membuat tubuh terasa sedikit gemeteran karena kedinginan. Sempat lupa bawa jaket dari mobil, jadi saja agak sedikit kedinginan.
Tak lama makanan pun tiba dan saya lupa dengan rasa dingin. Teman-teman dan suami pun sudah sangat lahap menyantap makanan yang tersedia di meja makan. Sebelumnya kami banyak berbicara langsung khusyuk seketika saat makanan sudah tersaji di depan mata. Hahhahaa...
Setelah selesai santap makan siang, biaya yang kami keluarkan untuk berlima hanya merogoh kocek Rp. 242.000 dengan sajian yang begitu banyak porsinya. Perut pun terasa begah karena makanan yang telah kami santap.
Perjalanan pun dimulai kembali. Ternyata kondisi jalan semakin sempit, kami harus melewati rumah warga yang dimana kondisi jalan tak hanya berkelok melainkan ada banyak turunan terjal yang harus kami lewati.
Hujan semakin deras, kondisi jalan pun semakin licin. Belum lagi saat dijalan sempit kami harus berpapasan dengan mobil lain di arah berlawanan. Jalanannya pun tidak semulus mukanya raisa, ada banyak lubang yang harus dilewati. Bahkan genangan air yang menutupi area jalan membuat kami seperti terjebak dengan lubang besar. Beruntungnya mobil kami tidak selip ban.
Bagi kalian yang akan menginap di Tea Garden Resort harus siap dengan medan perjalanan yang tidak terlalu mulus karena memang penginapannya itu jauh dari mana-mana. Makanya kami sudah prepare bahan makanan agar kami tidak perlu keluar lagi dari resort.
Setengah jam sudah kami melanjutkan perjalanan, nuansa kanan kiri pemandangan kami sudah perkebunan teh. Ada beberapa warung jajanan yang menjajakan jagung bakar di pinggir jalan. Bahkan ada banyak pengendara motor trail yang sudah berjajar di pinggir jalan.
Nuansa hijau yang sangat kurindukan, akhirnya bisa terealisasikan juga untuk mengunjunginya. Udara terasa begitu sejuk. Belum lagi ada paragliding juga loh disana. Kali aja mau coba-coba keliling perkebunan teh dari atas bisa berkunjung kesana dulu.
Setengah jam sudah kami melanjutkan perjalanan, nuansa kanan kiri pemandangan kami sudah perkebunan teh. Ada beberapa warung jajanan yang menjajakan jagung bakar di pinggir jalan. Bahkan ada banyak pengendara motor trail yang sudah berjajar di pinggir jalan.
Nuansa hijau yang sangat kurindukan, akhirnya bisa terealisasikan juga untuk mengunjunginya. Udara terasa begitu sejuk. Belum lagi ada paragliding juga loh disana. Kali aja mau coba-coba keliling perkebunan teh dari atas bisa berkunjung kesana dulu.
Dari belakang kiri : Esa, Aryo, Sombo, Dian dan Dinda |
TEA GARDEN RESORT
Tepat pukul 13.15 PM Kami sudah sampai di Tea Garden Resort. Sebenarnya batas waktu untuk check in pukul 14.00 PM tapi berhubung pihak receptionistnya mengijinkan kami untuk check in lebih awal jadi kami bisa langsung diantar ke kamar kami.
Saat sampai di Tea Garden Resort kondisi sedang hujan rintik-rintik. Jadi kami diantar oleh salah satu staff untuk menuju kamar dengan menggunakan payung yang telah tersedia. Untuk menuju kamar kami harus melewati beberapa anak tangga.
Ada banyak sekali anak tangga yang sedikit landai untuk menuju kamar. Jaraknya pun tak sampai seratus meter kok. Dari kejauhan pun kamar kami telah terlihat dengan taman yang begitu luas di bagian depannya. Mungkin kalau dari parkir mobil, kamar kami jelas terlihat dari bawah.
Saat sampai di Tea Garden Resort kondisi sedang hujan rintik-rintik. Jadi kami diantar oleh salah satu staff untuk menuju kamar dengan menggunakan payung yang telah tersedia. Untuk menuju kamar kami harus melewati beberapa anak tangga.
Ada banyak sekali anak tangga yang sedikit landai untuk menuju kamar. Jaraknya pun tak sampai seratus meter kok. Dari kejauhan pun kamar kami telah terlihat dengan taman yang begitu luas di bagian depannya. Mungkin kalau dari parkir mobil, kamar kami jelas terlihat dari bawah.
Executive Room |
View depan resort, Perkebunan Teh |
Tea Garden Resort terletak di Desa Cigeureung, Desa Cicadas, Kec. Sagala Herang, Subang yang memiliki 3 jenis kamar yaitu Superior Room, Deluxe Room dan Executive Room. Ketiga kamar memiliki perbedaan dari luas, view kamar dan ruangannya. Kami memesan Executive Room karena incar pemandangan perkebunan teh dengan taman yang cukup luas.
Executive Room memiliki luas 100 meter persegi dengan dua kamar yang berisi queen bed di kamar utama dan single bed di kamar kedua. Kedua kamar kami memiliki balkon yang dimana pada kamar utama balkonnya tertutup dengan tembok, sedangkan kamar kedua balkonnya bisa menghadap keluar langsung.
Dari kedua kamar tersebut, pada kamar utama terdapat sebuah lemari yang tertutup sedangkan pada kamar kedua terdapat open wardrobe. Seluruh ruangan di Tea Garden Resort tidak ada ACnya yah, jadi tiap ruangan terdapat sebuah kipas karena memang udara disana sangat sejuk dan dingin. Sehingga tanpa AC pun tidak merasakan panas.
|
Biaya permalam di Executive Room sebesar Rp. 1.400.392. Berhubung kedatangan kami berlima, jadilah kami harus membayar biaya extra person. Tea Garden Resort ini akan mendata berapa orang yang akan tinggal di dalam resort. Jadi bisa tambah orang berapapun yang diinginkan dan akan ada biaya tambahan dibawah ini :
- Extra Person (1 pax ) Rp. 100.000
- Extra person + Bed (1 pax) Rp 135.000
- Extra person + Bed + Breakfast ( 1 pax ) Rp. 180.000
Dikarenakan biaya permalam yang tertera memang sudah include dengan breakfast. Jadilah kami memilih biaya tambahannya sebesar Rp. 180.000. Biaya tersebut pembayarannya harus on the spot. Kalau bisa sudah konfirmasi ke staffnya yah. Agar mereka mempersiapkan extra bednya dari jauh hari karena yang menginap disana buanyaaakkkk dan selalu full booked.
Setelah ke area kamar, kini saatnya kita lihat ruangan bagian depan. Saat memasuki pintu masuk terdapat living room lengkap dengan TV dan perapian. Buat pengunjung yang ingin menyalakan perapian di ruangan, harap memanggil staff terkait yah. Agar mereka yang menyiapkan untuk bakar kayunya di dalam.
|
Memang sih kayu bakarnya sudah tersedia di perapian dan tanpa perlu bayar lagi untuk kayu bakar. Tapi tetap saja untuk menyalakan api di dalam ruangan itu sangat riskan sekali. Ada baiknya telpon staffnya saja agar dapat dibantu oleh mereka.
Nah untuk channel TVnya sangat disayangkan karena seluruh channel TV gambarnya jelek semua. Jadi ya percuma saja nyalain TV, wong gambarnya saja rusak toh. Akhirnya kami memilih untuk mengobrol di living room ala Jepang.
Tempat bersantai yang satu ini memiliki lubang dibagian bawah meja. Agar tiap yang duduk disana, kakinya tidak perlu dilipat melainkan bisa diturunkan saja ke bawah. Yah lumayan yah mencegah kaki dari kesemutan. Hahahaha...
|
Untuk dudukannya terdapat bantalan agar tidak sakit saat duduk lama disana. Teman saya Dinda dan Aryo, mereka malah sibuk di kitchen area. Mereka sibuk membuat chicken wings dan indomie. Hmmmm emang lezatos banget deh. Mereka menghidangkan semua cemilan disaat hujan deras semalaman.
Bahkan rencana kami untuk barbeque saja gagal karena memang hujan tak kunjung berhenti. Beruntungnya sejak awal kami sudah merencanakan untuk membaqa bekal dari rumah dan memasaknya disini.
Selain Tea Garden Resort ini jauh dari mana-mana, ditambah lagi susah banget cari makanan kecuali pesan makanan dari resort yah. Itupun belum tentu makanan yang kita inginkan tersedia disana.
Buat kalian yang merencanakan menginap di Tea Garden Resort, ada baiknya bawa makanan kecil yang banyak disini yah. Agar tidak ribet untuk cari makanan saat di malam harinya.
Kitchen Room |
Oiyah untuk perlengkapan dapur yang disediakan oleh pihak resort hanyalah gelas 4 buah, Piring 4 buah, Pisau 1 buah, Sendok dan Garpu 4 buah. Kompor dan panci kecil sudah tersedia semua tapi hanya ada 3 panci kecil dan teko kecil untuk menghangatkan air.
Dispenser dan kulkas juga sudah tersedia di dalam resort. Nah untuk kalian yang membawa beras dari rumah dan ingin membuat nasi selama di resort. Kalian bisa sewa perlengkapan tersebut ke pihak resort. Berikut biaya sewa yang terupdate tahun 2020 :
- Rice Cooker Rp. 50.000
- Perlengkapan Barbeque Rp. 50.000
Kamar Mandi |
Bathub |
Sekarang kita cek dan ricek bagian kamar mandinya yah. Jadi di executive room hanya memiliki satu kamar mandi yang dimana bagian dalamnya bisa terpisah. Saat memasuki kamar mandi, tepat bagian kanan saat masuk dari pintu kamar mandi terdapat washtafel.
Sayangnya perlengkapan yang disediakan oleh pihak resort hanyalah sikat gigi dan odol, sabun kecil banget dan handuk 4 buah yang sudah digantungkan di dalam kamar mandi. Setelah itu dibagian kirinya terdapat sebuah pintu yang dimana ada toilet duduknya.
Terakhir pada bagian pojok kamar mandi terdapat bathtub lengkap dengan air hangatnya. Sayangnya untuk bagian bathtub menurut saya sih agak spooky yah. Ruangan bathtub tidak ditutup dengan tirai sehingga kaca yang terlihat samar ke arah luar dan diselimuti oleh tumbuhan rambat terlihat begitu jelas.
Sehingga saat saya sedang berendam dan melamun ke arah kaca, dipikiran saya hanyalah takut ada ular yang sedang meliuk di tumbuhan rambat tersebut. Sepertinya pihak resort lupa memasang tirai yang ada di kamar mandi kami.
Hammock di teras |
Jalan pagi di depan Tea Garden Resort menuju perkebunan teh |
Minggu, 8 Maret 2020 saat menantikan sunrise tiba, sayangnya cuaca pagi itu mendung. Jadi tidak ada matahari yang terbit. Beruntungnya tidak hujan sehingga kami bisa berjalan santai di pagi hari. Teman-teman saya masih tidur semua. Jadilah saya dan suami yang jalan pagi.
Sebelum jalan pagi mengitari area Tea Garden Resort, kami sempat naik ke rooftop terlebih dahulu. Pemandangan dari atas resort kami teduh dengan pemandangan perkebunan teh dan seluruh resort yang diselimuti oleh tumbuhan rambat.
Seharusnya rencana kami semalam bisa barbeque di atas malah gagal karena hujan rintik-rintik. Belum lagi suami saya juga sepertinya sangat lelah sehingga sudah tertidur terlebih dahulu.
Rooftop menghadap ke perkebunan teh |
Bisa barbeque di rooftop |
Kedalaman mencapai 120 cm |
Gunakan pakaian renang yah saat di kolam |
Saya lebih memilih berenang di kolam air dingin terlebih dahulu. Tak sampai 15 menit saya nyemplung di dalam kolam, badan sudah merasa gemetaran dan sedihnya lagi saya hanya berenang sendirian saja. Teman dan suami gak ada yang mau ikutan nyemplung. Hiks..
Kolam renang sebenarnya di penuhi dengan anak-anak yang begitu riang saat melihat kolam. Mereka ada yang sedang belajar berenang dan ada pula yang memang sudah lihai dalam menggerakan tangan dan kakinya saat di kolam renang.
Tak lama main air di kolam renang, saya pun berpindah ke kolam air hangat. Disana tidak bisa berenang yah karena kolamnya kecil. Memang fungsi dari kolam tersebut hanyalah untuk berendam saja. Kalaupun hanya ingin merendam kaki saja juga tidak masalah kok.
Ada permainan traditional, congklak |
Lelah bermain air, teman dan suami sudah nongkrong di warung batik. Persis di dekat kolam renang ada tempat makan yang menjajakan pop mie, teh manis, kopi, samyang, pisang bakar, roti bakar dan kopi susu.
Disana kalian bisa free karokean loh. Tapi saya dan dinda malah asik bermain congklak. Kalau kamu anak tahun 90an pasti tau deh cara mainnya gimana hahahaa...
Kami berdua malah asik sendiri dan main congklak tidak berhenti-henti, padahal para suami kita sudah berapa kali ajak balik untuk ke resort. Maklum nostalgia permainan lama yang sudah hampir punah.
Tepat pukul 08.30 AM kami sudah menyantap makanan yang telah tersedia di belakang tempat receptionist. Disana sudah tersedia bubur ayam, bubur sumsum, nasi goreng, aneka buah, omelet, jamu dan masih banyak lagi.
Kalau ditanya rasa makanannya gimana?
Jawaban kami sih biasa saja, bahkan sarapan yang kami pilih pun tidak ada yang habis. Hiks sayang sekali untuk rasa makanannya tidak terlalu enak. Untunglah masih ada stock indomie, nugget dan french fries. Jadi kami bisa masak kembali dan santap semua makanan sebelum kami check out.
Akhirnya setelah perut kami kenyang karena sudah makan indomie, french fries dan nugget yang kami bawa. Mulai lah kami foto keluarga rame-rame di depan executive room yang tidak disangka resort kami malah jadi banyak incaran orang untuk berfoto di depannya.
Pengunjung lain ternyata sudah menunggu giliran kami untuk bisa berfoto di tempat kami berfoto. Hihiihii...
Seharusnya kami ada 3 keluarga, tapi sayangnya sombo tidak bisa ajak istri dan anaknya untuk berlibur bersama. Jadilah sombo berasa single di foto itu. Hahahhaa...
Sekian sudah babymoon saya yang sangat berkesan. Kalau ditanya mau balik lagi atau tidak. Jawabannya saya sih sudah pasti ingin kembali lagi dengan catatan tidak mau ambil breakfastnya. Sudah itu aja sih!!
Nah buat yang sudah menginap disini, kalian akan mendapatkan voucher diskon 50% untuk kunjungan berikutnya. Semoga saat dede embul lahir, kami bisa berkunjung ke Tea Garden Resort lagi yah ajak nenek, kakek, ninik dan aki. Amiiiiinnnn
Cheers,
18 March 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Yuk ah komen daripada cuma sebarin Spam