Pemeriksaan awal kehamilan sangat penting dilakukan agar dapat memastikan bahwa kondisi ibu dan anak dalam keadaan baik-baik saja karena trimester awal kondisinya masih sangat rentan sehingga konsultasi dengan dokter adalah salah satu hal yang sangat diwajibkan bagi pasangan untuk dilakukan.
Selang sehari setelah mengetahui bahwa hasil testpack saya telah bergaris dua. Akhirnya saya memutuskan untuk sesegera mungkin periksa ke dokter. Padahal rencana awal suami untuk ke dokter saat weekend agar pekerjaan kami tidak terganggu.
Tapi karena saya merasa kondisi tubuh terasa begitu aneh dan tidak nyaman. Saya pun menolak rencana tersebut. Saya minta untuk secepatnya bisa kontrol ke dokter. Maklum ini pengalaman pertama jadi seorang ibu. Makanya banyak pikiran aneh yang seringkali merayap.
Akhirnya suami setuju dengan permintaan saya tapi dengan konsekuensi cari rumah sakit yang tidak terlalu jauh dari rumah kami, agar saat ada sesuatu bisa cepat langsung dibawa ke rumah sakit.
Ruang Tunggu RS Brawijaya |
Saya pun memilih untuk kontrol di Rumah Sakit Brawijaya Women and Children yang terletak di Jalan Taman Brawijaya. No. 1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan.
Alasan saya memilih rumah sakit ini karena untuk registrasinya sangat mudah. Gak perlu repot-repot harus telpon ke rumah sakit karena pernah coba telpon ke rumah sakit Brawijaya telponnya selalu sibuk dan susah untuk dihubungi.
Saat menghubungi rumah sakit tersebut, operator memberikan informasi untuk mengirimkan whatsapp jika ingin registrasi. Kalian bisa whatsapp ke 0813 1959 7337.
Ternyata jauh lebih praktis kalau registrasi lewat whatsapp. Balasannya jauh lebih cepat ketimbang harus telpon ke RS Brawijaya.
Untuk registrasi harus mengikuti format yang telah di kirimkan oleh pihak rumah sakit yaitu REG (spasi) FULL NAME (spasi) DATE OF BIRTH (spasi) NAME OF DOCTOR (spasi) APPOINTMENT DATE.
Ternyata jauh lebih praktis kalau registrasi lewat whatsapp. Balasannya jauh lebih cepat ketimbang harus telpon ke RS Brawijaya.
Untuk registrasi harus mengikuti format yang telah di kirimkan oleh pihak rumah sakit yaitu REG (spasi) FULL NAME (spasi) DATE OF BIRTH (spasi) NAME OF DOCTOR (spasi) APPOINTMENT DATE.
Bagi yang belum tau nama dokternya, bisa ditanyakan terlebih dahulu agar bisa menentukan siapakah dokter yang akan kalian kunjungi dan pada jam berapakah dokter tersebut praktek.
Keesokan harinya tepat pada hari Jumat, 22 Nov 2019 pukul 07.00 AM saya dan suami sudah sampai di RS Brawijaya. Kondisi rumah sakit pagi itu sangat sepi, hanya ada beberapa staff saja yang sudah berjaga. Kami pun bisa langsung registrasi tanpa antrian.
Usia Kandungan 5 minggu |
Keesokan harinya tepat pada hari Jumat, 22 Nov 2019 pukul 07.00 AM saya dan suami sudah sampai di RS Brawijaya. Kondisi rumah sakit pagi itu sangat sepi, hanya ada beberapa staff saja yang sudah berjaga. Kami pun bisa langsung registrasi tanpa antrian.
Saat berada di registrasi, saya hanya melengkapi data yang dibutuhkan saja setelah itu, ke bagian nurse stasion yang berada di ujung lorong. Semua berkas yang sudah kami terima pun harus diberikan ke suster yang sedang berjaga.
Sebelum bertemu dengan dokter yang berjaga, saya pun mulai memeriksa beberapa point yang dibutuhkan oleh susternya yaitu :
1. Pemeriksaan Tekanan Darah
Bagi ibu hamil rentan terkena hipertensi sehingga setiap periksa ke dokter setiap ibu hamil wajib melakukan pemeriksaan darah sebelum bertemu dengan dokter. Normalnya tekanan darah sistolik/diastolik pada ibu hamil berkisar 90/60 mmHg - 120/80 mmHg. Setiap kehamilan, kenaikan tekanan darah yang terlalu tinggi atau rendah bisa mengganggu kesehatan janin. Pemeriksaan saya saat itu berada di angka 107/65 mmHg dan tergolong masih normal.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan kehamilan trimester awal seperti berat badan berfungsi sebagai penunjang untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu. Umumnya seorang ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan saat rahim semakin membesar. Beda halnya dengan saya yang belum mengalami kenaikan berat badan. Saat ditimbang berat badan saya hanya 45.90 kg saja.
Berat Badan hanya 45.90 kg |
3. Pemeriksaan Riwayat Kesehatan
Biasanya dokter akan menanyakan riwayat kesehatan sang ibu. Ada penyakit apakah yang sedang diidap oleh ibu hamil. Agar dokter dapat memberitahu obat apa saja yang aman bagi ibu hamil. Bahkan tak hanya riwayat kesehatan dari ibu saja melainkan dari papanya juga. Penyakit yang saya alami biasanya adalah maag. Jadi menurut dokter, obat yang aman bagi ibu hamil yang menderita maag bisa menggunakan obat polysilane.
4. Pemeriksaan USG Transvaginal
Sebelum pemeriksaan lebih lanjut. Suster meminta saya untuk membuka celana dalam lalu ditutupi oleh selimut dengan ganjalan berupa bantal keras pada bagian panggul. Sehingga kondisi kaki agak terbuka lebar.
Transduser atau tongkat USG yang telah diberikan kondom dan gel pelumas pada bagian ujungnya oleh suster akan dimasukkan sedikit pada bagian vagina sehingga membuat saya merasa sangat tidak nyaman saat alat tersebut masuk sedikit ke dalam vagina.
Barulah dokter dan suami saya diminta masuk ke dalam ruangan yang tertutup tirai. Mulailah disana saya dan suami bisa melihat benjolan lingkaran di layar monitor yang dimana kami dapat melihat benjolan yang ternyata adalah kantong rahim dan ada bulatan kecil yang disebut dengan embrio.
Jadi embrio saya masih sebesar biji apel, sangat kecil dan belum terbentuk apapun. Sehingga masih dapat dijaga nutrisinya agar embrio yang di dalam kantung rahim dalam keadaan baik dan sehat.
Alhamdulillah embrio berada di dalam kantung rahim sehingga kondisi embrio normal tidak ada masalah. Jika ternyata embrio berada di luar kantung rahim, bisa dilakukan tindakan secepatnya.
USG Trasnvaginal umumnya dilakukan pada trimester pertama kehamilan sebelum usia kehamilan menginjak minggu ke-8. Tujuannya untuk memastikan bahwa saya benar-benar positif hamil. kebetulan saat saya sadar bahwa saya hamil, usia kandungan saya saat itu yaitu 5 minggu.
USG Transvaginal diklaim lebih akurat dibandingkan dengan USG Abdominal dan USG perut untuk mendeteksi awal kehamilan.
Setelah melakukan seluruh pengecheck-an dengan dokter. Akhirnya dokter memberikan asam folat saja. Saya tidak diberikan obat penguat janin karena memang kondisi saya terbilang normal dan tidak merasakan sakit perut saat seperti akan haid.
Tapi karena saya takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, Saya pun tetap meminta obat penguat jika memang kondisi perut mengalami sakit seperti nyeri haid, obat tersebut yaitu Duphaston.
Duphaston dapat diminum sebanyak dua kali sehari selama 4 hari wajib dihabiskan. Biaya yang dikeluarkan untuk obat Duphaston yaitu Rp. 191.000 yang saya beli di century sesuai resep dokter.
Hingga saat ini obat tersebut masih utuh belum tersentuh sama sekali karena memang kondisi perut saya tidak mengalami nyeri apapun. Semoga kondisi baby di dalam perut sehat-sehat saja ya sayang.
Biaya pengeluaran yang telah saya lakukan telah menghabiskan sebesar Rp. 903.300. Sayangnya di RS Brawijaya tidak mengeluarkan perincian untuk apa saja biaya yang dikeluarkan. Tapi pastinya untuk obat penguat Duphaston, biayanya diluar dari biaya di atas yah.
Keseluruhan biaya tersebut termasuk dengan asam folat yang diberikan oleh dokter yaitu Folavit yang harus dikonsumsi saat waktu yang sama tiap harinya. Jadi jika awalnya saya meminum asam folat jam 11.00 AM maka seterusnya harus di jam yang sama. Sehari hanya sekali saja minum asam folatnya.
Selesai sudah pemeriksaan kehamilan trimeseter pertama. Alhamdulillah kondisi saya dan embrio di dalam rahim dalam keadaan sehat. Beruntungnya saya tidak pernah merasakan mual dan muntah, memang sangat jarang sekali kondisi bumil yang tidak merasakan hal tersebut.
Dalam waktu dua minggu kemudian, akan ada pengecheck-an rutin ke dokter agar dapat melihat kondisi embrio di dalam kantung rahim sudah sebesar apa. Karena tiap minggunya akan ada perubahan bentuk.
Cheers,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Yuk ah komen daripada cuma sebarin Spam