Suara roda koper pun terdengar begitu nyaring saat melintasi jalan yang tak mulus dengan suara mesin pesawat yang membuat kami harus setengah berteriak saat sedang berbicara.
Selamat Pagi Jogja, kami siap menghabiskan waktu selama 4 hari 3 malam disini bersama keluarga.
Senin, 26 Mar 2016 tepat pada pukul 07.00 AM kami sudah tiba di Jogja dimana kota ini selalu membuat saya rindu setiap tahunnya. Tak ada sanak family disini tapi entah mengapa saya termasuk orang yang paling rutin setiap tahunnya mengunjungi Jogja untuk mengunjungi destinasi wisata baru.
Namun trip kali ini saya tidak mendatangi wisata baru melainkan explore candi yang berada di Jogja dengan orang tua saya.
Kedua orang tua saya belum pernah menginjakkan kaki berlama-lama di Jogja. Sekalinya pernah pun hanya numpang lewat saja. Tidak sampai berkeliling Jogja untuk mengunjungi tiap destinasi wisata yang ada.
Beliau ingin sekali mengunjungi candi termegah yang berada di Jogja. Jadi kami pun siap menemani orang tua untuk mengunjungi satu persatu candi yang ada di Jogja. Weiittsss tak hanya candi saja loh, kami pun juga sempat mampir sebentar di Tebing Breksi.
Mau tau candi mana sajakah yang kami kunjungi dalam waktu sehari, yuk baca terus sampai habis yah :
1. CANDI BOROBUDUR
Biaya sewa mobil 12 jam Rp. 450.000 ((harga dapat berubah sewaktu-waktu)) semua sudah include dari bensin dan supir juga, kalau tips bisa kasih seikhlasnya sesuai budget kamu. Kalian bisa hubungi Pak Kelik 08179428047.
Saat perjalanan menuju Candi Borobudur kami menyebutkan akan kemana saja. Berhubung Pak Kelik lebih tau arah jalan, Jadilah destinasi utama kami menuju Candi Borobudur.
Sesampainya di Candi Borobudur, kami membeli tiket langsung dengan terusannya menuju Candi Prambanan dan juga Ratu Boko. Biaya tiket Candi Borobudur pada hari senin Rp. 32.000/orang dan terusan menuju Candi Prambanan dan Ratu Boko Rp. 75.000.
Kalau kalian membeli tiket secara terpisah harganya berbeda karena tiap candi harga tiket masuknya Rp. 40.000.
Ketentuan yang berlaku selama di candi yaitu dilarang menggunakan celana pendek, tapi kalau kalian sudah terlanjur mengenakan celana atau rok pendek. Kalian harus mengunjungi stand yang telah menyediakan kain untuk menutupi celana atau rok pendek yang kamu kenakan.
Candi Borobudur termasuk tempat yang suci bagi Umat Budha. Maka dari itu, pengunjung harus menghormati saat akan berkunjung ke candi termegah yang ada di Indonesia.
Kain yang dikenakan harus menutupi bagian kaki yang tidak tertutup oleh celana atau rok kalian.
Memang ditempat ini tidak pernah sepi, selalu ramai pengunjung yang akan menyaksikan kemegahan Candi Borobudur.
Simpang siur mengenai tujuh keajaiban dunia yang menyatakan bahwa Candi Borobudur termasuk didalamnya. Akan tetapi pernyataan tersebut tidak seratus persen kebenarannya. Candi Borobudur bisa disebut sebagai keajaiban yang terlupakan "The Forgoten Wonders". Seperti yang dilansir pada wonderclub.com
Jadi selama ini pernyataan bahwa Candi Borobudur termasuk dari tujuh keajaiban dunia tidaklah benar. Akan tetapi tetap saja kemegahan Candi Borobudur tak dapat tergantikan oleh siapapun.
Baca juga : Review Greenhost Boutique Hotel
Kunjungan kami selama di Candi borobudur memberikan kesan yang begitu mendalam oleh bapak saya. Terlihat dari raut mukanya yang begitu takjub melihat ukiran yang terpampang. Berkali-kali bapak selalu mengatakan "Hebat yah orang jaman dulu, kok bisa yah mereka ukir batu sebanyak ini ".
Saya pun dulu saat pertama kalinya ke Candi Borobudur merasa begitu takjub dengan segala ukiran yang berada disini. Susunan batu alam yang begitu rapi dengan dihiasi 5 stupa, Namun sayang banyak sekali kerusakan yang terdapat di Candi Borobudur.
Baca juga : Kebun Bunga Matahari Bantul Menjadi Inceran Kaum Milenials
Nah untuk tiket terusan yang sudah dibeli akan ada bis yang mengantarkan kami menuju kedua spot tersebut. Tapi berhubung kami menggunakan mobil sewaan jadilah kami tidak ikut rombongan yang akan menuju Candi Prambanan dan Ratu Boko.
Perjalanan menuju Candi Prambanan dari Candi Borobudur bisa dibilang jauh karena memang berbeda arahnya. Tapi karena orang tua saya hanya menginginkan kunjungannya ke tiap candi. Makanya kami semua mengikuti permintaan kedua orang tua saya.
Saat perjalanan menuju Candi Borobudur kami menyebutkan akan kemana saja. Berhubung Pak Kelik lebih tau arah jalan, Jadilah destinasi utama kami menuju Candi Borobudur.
Sesampainya di Candi Borobudur, kami membeli tiket langsung dengan terusannya menuju Candi Prambanan dan juga Ratu Boko. Biaya tiket Candi Borobudur pada hari senin Rp. 32.000/orang dan terusan menuju Candi Prambanan dan Ratu Boko Rp. 75.000.
Kalau kalian membeli tiket secara terpisah harganya berbeda karena tiap candi harga tiket masuknya Rp. 40.000.
Ketentuan yang berlaku selama di candi yaitu dilarang menggunakan celana pendek, tapi kalau kalian sudah terlanjur mengenakan celana atau rok pendek. Kalian harus mengunjungi stand yang telah menyediakan kain untuk menutupi celana atau rok pendek yang kamu kenakan.
Candi Borobudur termasuk tempat yang suci bagi Umat Budha. Maka dari itu, pengunjung harus menghormati saat akan berkunjung ke candi termegah yang ada di Indonesia.
Kain yang dikenakan harus menutupi bagian kaki yang tidak tertutup oleh celana atau rok kalian.
Memang ditempat ini tidak pernah sepi, selalu ramai pengunjung yang akan menyaksikan kemegahan Candi Borobudur.
Simpang siur mengenai tujuh keajaiban dunia yang menyatakan bahwa Candi Borobudur termasuk didalamnya. Akan tetapi pernyataan tersebut tidak seratus persen kebenarannya. Candi Borobudur bisa disebut sebagai keajaiban yang terlupakan "The Forgoten Wonders". Seperti yang dilansir pada wonderclub.com
Jadi selama ini pernyataan bahwa Candi Borobudur termasuk dari tujuh keajaiban dunia tidaklah benar. Akan tetapi tetap saja kemegahan Candi Borobudur tak dapat tergantikan oleh siapapun.
Baca juga : Review Greenhost Boutique Hotel
Kunjungan kami selama di Candi borobudur memberikan kesan yang begitu mendalam oleh bapak saya. Terlihat dari raut mukanya yang begitu takjub melihat ukiran yang terpampang. Berkali-kali bapak selalu mengatakan "Hebat yah orang jaman dulu, kok bisa yah mereka ukir batu sebanyak ini ".
Saya pun dulu saat pertama kalinya ke Candi Borobudur merasa begitu takjub dengan segala ukiran yang berada disini. Susunan batu alam yang begitu rapi dengan dihiasi 5 stupa, Namun sayang banyak sekali kerusakan yang terdapat di Candi Borobudur.
Baca juga : Kebun Bunga Matahari Bantul Menjadi Inceran Kaum Milenials
Nah untuk tiket terusan yang sudah dibeli akan ada bis yang mengantarkan kami menuju kedua spot tersebut. Tapi berhubung kami menggunakan mobil sewaan jadilah kami tidak ikut rombongan yang akan menuju Candi Prambanan dan Ratu Boko.
2. CANDI PRAMBANAN
Sempat terbesit apakah iya masih kuat berjalan lagi menuju Candi Prambanan, yaahhh walaupun tidak harus naik tangga sebanyak di Candi borobudur sih.
Baca juga : Pantai Goa Cemara Pilihan Tepat Untuk Berpiknik
Baca juga : Pantai Goa Cemara Pilihan Tepat Untuk Berpiknik
Saat diperjalanan kami sempat melipir sebentar untuk makan siang karena memang sudah saatnya waktu makan siang. Kami berhenti mencoba makan Sop Ayam Pak Min Klaten.
Memang makanan di Jogja itu banyak yang murah dan enyaaaakkkkkk banget. Bayangkan saja Saya, adik saya, Orang tua dan driver makan disana hanya abis Rp. 95.000. Senengnya minta ampun, apalagi enak banget makanannya.
Sesampainya di Candi Prambanan kami merasa seperti berkunjung ke negara lain karena mayoritas pengunjung adalah expatriat. Memang weekdays di Candi Prambanan terlihat tidak begitu rame seperti di Candi Borobudur.
Namun siapa sangka kalau pengunjung dari warga lokal sendiri hanya sedikit saja. Banyak rombongan wisatawan luar yang sedang asik menikmati keindahan dan kemegahan dari Candi Prambanan.
Sudah 3 tahun lamanya saya tidak mengunjungi Candi Prambanan namun kondisinya entah mengapa jadi semakin tidak terurus. Sedang ada kegiatan pemugaran, semoga Candi Prambanan bisa lebih terawat lagi.
Namun dengan kondisi yang seperti itu tidak mematahkan semangat kedua orang tua saya. Terpancar dari raut wajah mereka yang begitu sumringah menikmati kemegahan dari Candi Prambanan. Semua Candi di masuki satu persatu.
Bapak saya memang selalu terkagum melihat ukiran yang teradapat di tiap candi. Apalagi kalau sudah melihat wajah bapak saya yang terlihat bengong sembari memegang ukiran tersebut hingga decakan kagum terdengar dari ucapanya seperti seang ngobrol sendiri.
Semangat kedua orang tua saya pun sangat terlihat ketika berkeliling ke tiap Candi. Yah jujur saya agak setengah kewalahan dengan kedua orang tua saya. Tak disangka mereka energinya oke banget. bisa kuat keliling candi tanpa rasa lelah.
Setelah berkeliling di tiap candi kami pun melanjutkan perjalanan untuk menuju Ratu Boko. Tapi nyatanya, saat diperjalanan kami melipir sementara ke Tebing Breksi.
"Berapa pak tiket masuknya?"
"Seikhlasnya aja mba"
"Loh kok?!?"
"Iya mba gak apa-apa berapa aja terserah mba"
Karena bingung mau kasih berapa, akhirnya kami pun kasih sebesar Rp. 15.000 anggap saja biaya parkir mobil. Turun dari mobil terlihat biasa saja karena hanya berupa bukit yang terabaikan dan tidak ada yang istimewa disini.
Kami tetap melanjutkan perjalanan untuk naik keatas yang dimana tangga telah tersedia begitu tertata rapi namun mengerikan. Mengapa mengerikan? Karena setiap anak tangga memiliki sekat yang kecil dan begitu tinggi. Sehingga saat akan menaiki tangga satu persatu harus sangat berhati-hati karena memang agak berpasir. Jadi sangat licin saat akan naik keatas.
Saat kami sudah naik keatas ternyata disana terdapat ukiran yang begitu istimewa. Sungguh sangat kreatif, ukiran tersebut terlihat begitu indah walaupun dibiarkan alami dan tanpa warna sedikitpun yang terdapat di ukiran. Seperti biasa orang tua kami pun tidak mau melewatinya begitu saja.
Tak hanya ukiran wayang saja melainkan terdapat ukiran naga juga. Tapi sayangnya kami tidak berfoto disana karena tidak tau letaknya diposisi mana. Keburu orang tua kami buru-buru untuk ganti spot yang lainnya.
Saat akan turun, disana ada juga jasa untuk berfoto dengan si gagah owl yang begitu menggemaskan yang bernama Juno. Saya dan mama begitu excited saat berfoto dengan owl yang menggemaskan. Mereka seperti mengerti apa yang dikatakan oleh majikannya.
Sebenernya agak deg degan kalau tangan dihinggapi burung, belum lagi cengkramannya yang begitu kuat membuat kulit terasa agak perih. Banyak sekali pengunjung yang juga tertarik untuk berfoto dengan owl. Untuk biayanya puun seikhlasnya saja.
Sebenarnya dibagian puncak Tebing Breksi terdapat banyak spot buat selfie. Sekali mau berfoto di tempat yang telah disediakan memiliki harga yang berbeda. Ada yang mematok harga Rp. 5.000 tapi ada juga Rp. 10.000.
Bahkan tak hanya tempat untuk berselfie saja, melainkan disana juga ada archery nya loh. jadi kalian bisa berlama-lama menikmati keindahan dari ketinggian Tebing Breksi. Setelah ocehan kedua orang tua kami yang mau segera berpindah tempat. Walhasil kami melanjutkan perjalanan menuju Ratu Boko.
Spot terakhir setelah berkeliling Jogja karena sehabis dari sini kami pun akan check in di Greenhost Hotel Boutique yang terletak di Jalan Prawirotaman yang dimana lokasinya sangat strategis.
Ratu Boko semakin ramai pengunjungnya karena film AADC yang sempat heiittsss pada tahun 90an dan kini AADC pun hadir kembali dengan jalan cerita yang membuat para penggemarnya sangat menantikan film tersebut.
Oke kita lanjutkan tentang Ratu Bokonya yah. Jadi berkat AADC yang syutingnya di Ratu Boko, jadilah pengunjung berbondong-bondong datang kesini. Sehingga untuk tiket masuknya pun Rp. 40.000/orang. Harga yang begitu mahal tapi kondisi Ratu Boko sangat terawat.
Udara yang begitu segar dengan pemandangan yang begitu indah dengan luasnya taman hijau yang telah dibuat tulisan Ratu Boko disisi kanan jalan dengan beberapa bangku yang begitu banyak dibagian sisi kanan dan kiri jalan membuat pengunjung dapat beristirahat sejenak saat kecapekan.
Mama sibuk dengan adik saya untuk berfoto disisi kanan jalan yang bertuliskan Ratu Boko sedangkan saya lelah mengejar bapak saya yang sudah ngacir untuk langsung naik keatas. Yap bapak saya memang agak susah kalau diajak berfoto, bawaannya pengen buru-buru sampai diatas melihat apakah seindah itu hingga akhirnya banyak pengunjung yang berdatangan.
Baca Juga : Kebun Bunga Matahari Bantul Menjadi Inceran Kaum Milenials
Akhirnya bapak saya pun dapat saya kejar dan tahan sejenak agar kami bisa bersamaan untuk naik keatas Ratu Boko. Saat saya dan adik saya sedang asik menyaksikan keindahan Ratu Boko di pelataran tengah hingga akhirnya kami pun belum juga naik ke atas. Ternyata bapak saya sudah mengomel saja saat menghampiri saya dan adik saya.
"Kamu ngapain ajak bapak kesini, cuma lapangan bola aja"
"Hahahaha...itu bukan lapangan bola pak"
"Udah ah ke hotel aja, gak usah lama-lama disini"
"Pak kita kan baru sampe"
"Bapak gak suka disini, gak ada apa-apa. Mendingan ke Candi aja tau gitu"
Well...Bapak saya itu memang tipe orang yang suka memperhatikan keunikan yang ada. Mungkin menurut bapak saya bahwa Ratu Boko tidak ada ukiran yang begitu menakjubkan hingga akhirnya belum juga 20 menit kami disana udah minta balik ke hotel aja.
Beda halnya saat saya ajak ke Candi, bapak saya begitu terpesona dan begitu takjub dengan ukiran yang memenuhi candi saat mengelilingi hampir setengah hari. Bapak saya terus mengatakan suatu hal secara berulang-ulang "Orang jaman dulu tuh hebat yah dian".
Ada baiknya kunjungi Ratu Boko saat sore hari karena sunsetnya begitu indah. Namun sayangnya saat kedatangan kami kesana cuaca sedang mendung dan kalaupun matahari muncul itu juga hanya sesekali saja.
Bagi kamu yang ajak orang tua kemari lebih baik sewa guide saja agar kita lebih mengetahui apa saja sejarah dibalik Ratu Boko. Sayangnya untuk sewa guide minimal harus 10 orang sedangkan kami hanya berempat saja. Untuk sewa guidenya pun kalian dapat merogoh kocek Rp. 100.000.
Jujur saya dan adik saya masih belum puas mengelilingi Ratu Boko. Akibat bapak saya sudah mengeluh karena tidak ada yang istimewa disana, jadilah kami harus bergegas kembali menuju hotel.
Sekian perjalanan kami di hari pertama saat tiba di Jogja dan kini kami harus melanjutkan perjalanan menuju Greenhost Boutique Hotel yang terletak di Jalan Prawirotaman. See you perjalanan kami selanjutnya yaaaa.
Memang makanan di Jogja itu banyak yang murah dan enyaaaakkkkkk banget. Bayangkan saja Saya, adik saya, Orang tua dan driver makan disana hanya abis Rp. 95.000. Senengnya minta ampun, apalagi enak banget makanannya.
***
Sesampainya di Candi Prambanan kami merasa seperti berkunjung ke negara lain karena mayoritas pengunjung adalah expatriat. Memang weekdays di Candi Prambanan terlihat tidak begitu rame seperti di Candi Borobudur.
Sudah 3 tahun lamanya saya tidak mengunjungi Candi Prambanan namun kondisinya entah mengapa jadi semakin tidak terurus. Sedang ada kegiatan pemugaran, semoga Candi Prambanan bisa lebih terawat lagi.
Namun dengan kondisi yang seperti itu tidak mematahkan semangat kedua orang tua saya. Terpancar dari raut wajah mereka yang begitu sumringah menikmati kemegahan dari Candi Prambanan. Semua Candi di masuki satu persatu.
Bapak saya memang selalu terkagum melihat ukiran yang teradapat di tiap candi. Apalagi kalau sudah melihat wajah bapak saya yang terlihat bengong sembari memegang ukiran tersebut hingga decakan kagum terdengar dari ucapanya seperti seang ngobrol sendiri.
Semangat kedua orang tua saya pun sangat terlihat ketika berkeliling ke tiap Candi. Yah jujur saya agak setengah kewalahan dengan kedua orang tua saya. Tak disangka mereka energinya oke banget. bisa kuat keliling candi tanpa rasa lelah.
Setelah berkeliling di tiap candi kami pun melanjutkan perjalanan untuk menuju Ratu Boko. Tapi nyatanya, saat diperjalanan kami melipir sementara ke Tebing Breksi.
3. TEBING BREKSI
"Seikhlasnya aja mba"
"Loh kok?!?"
"Iya mba gak apa-apa berapa aja terserah mba"
Karena bingung mau kasih berapa, akhirnya kami pun kasih sebesar Rp. 15.000 anggap saja biaya parkir mobil. Turun dari mobil terlihat biasa saja karena hanya berupa bukit yang terabaikan dan tidak ada yang istimewa disini.
Kami tetap melanjutkan perjalanan untuk naik keatas yang dimana tangga telah tersedia begitu tertata rapi namun mengerikan. Mengapa mengerikan? Karena setiap anak tangga memiliki sekat yang kecil dan begitu tinggi. Sehingga saat akan menaiki tangga satu persatu harus sangat berhati-hati karena memang agak berpasir. Jadi sangat licin saat akan naik keatas.
Saat kami sudah naik keatas ternyata disana terdapat ukiran yang begitu istimewa. Sungguh sangat kreatif, ukiran tersebut terlihat begitu indah walaupun dibiarkan alami dan tanpa warna sedikitpun yang terdapat di ukiran. Seperti biasa orang tua kami pun tidak mau melewatinya begitu saja.
Tak hanya ukiran wayang saja melainkan terdapat ukiran naga juga. Tapi sayangnya kami tidak berfoto disana karena tidak tau letaknya diposisi mana. Keburu orang tua kami buru-buru untuk ganti spot yang lainnya.
Sebenernya agak deg degan kalau tangan dihinggapi burung, belum lagi cengkramannya yang begitu kuat membuat kulit terasa agak perih. Banyak sekali pengunjung yang juga tertarik untuk berfoto dengan owl. Untuk biayanya puun seikhlasnya saja.
Sebenarnya dibagian puncak Tebing Breksi terdapat banyak spot buat selfie. Sekali mau berfoto di tempat yang telah disediakan memiliki harga yang berbeda. Ada yang mematok harga Rp. 5.000 tapi ada juga Rp. 10.000.
Bahkan tak hanya tempat untuk berselfie saja, melainkan disana juga ada archery nya loh. jadi kalian bisa berlama-lama menikmati keindahan dari ketinggian Tebing Breksi. Setelah ocehan kedua orang tua kami yang mau segera berpindah tempat. Walhasil kami melanjutkan perjalanan menuju Ratu Boko.
4. RATU BOKO
Ratu Boko semakin ramai pengunjungnya karena film AADC yang sempat heiittsss pada tahun 90an dan kini AADC pun hadir kembali dengan jalan cerita yang membuat para penggemarnya sangat menantikan film tersebut.
Oke kita lanjutkan tentang Ratu Bokonya yah. Jadi berkat AADC yang syutingnya di Ratu Boko, jadilah pengunjung berbondong-bondong datang kesini. Sehingga untuk tiket masuknya pun Rp. 40.000/orang. Harga yang begitu mahal tapi kondisi Ratu Boko sangat terawat.
Udara yang begitu segar dengan pemandangan yang begitu indah dengan luasnya taman hijau yang telah dibuat tulisan Ratu Boko disisi kanan jalan dengan beberapa bangku yang begitu banyak dibagian sisi kanan dan kiri jalan membuat pengunjung dapat beristirahat sejenak saat kecapekan.
Mama sibuk dengan adik saya untuk berfoto disisi kanan jalan yang bertuliskan Ratu Boko sedangkan saya lelah mengejar bapak saya yang sudah ngacir untuk langsung naik keatas. Yap bapak saya memang agak susah kalau diajak berfoto, bawaannya pengen buru-buru sampai diatas melihat apakah seindah itu hingga akhirnya banyak pengunjung yang berdatangan.
Baca Juga : Kebun Bunga Matahari Bantul Menjadi Inceran Kaum Milenials
Akhirnya bapak saya pun dapat saya kejar dan tahan sejenak agar kami bisa bersamaan untuk naik keatas Ratu Boko. Saat saya dan adik saya sedang asik menyaksikan keindahan Ratu Boko di pelataran tengah hingga akhirnya kami pun belum juga naik ke atas. Ternyata bapak saya sudah mengomel saja saat menghampiri saya dan adik saya.
"Kamu ngapain ajak bapak kesini, cuma lapangan bola aja"
"Hahahaha...itu bukan lapangan bola pak"
"Udah ah ke hotel aja, gak usah lama-lama disini"
"Pak kita kan baru sampe"
"Bapak gak suka disini, gak ada apa-apa. Mendingan ke Candi aja tau gitu"
Well...Bapak saya itu memang tipe orang yang suka memperhatikan keunikan yang ada. Mungkin menurut bapak saya bahwa Ratu Boko tidak ada ukiran yang begitu menakjubkan hingga akhirnya belum juga 20 menit kami disana udah minta balik ke hotel aja.
Beda halnya saat saya ajak ke Candi, bapak saya begitu terpesona dan begitu takjub dengan ukiran yang memenuhi candi saat mengelilingi hampir setengah hari. Bapak saya terus mengatakan suatu hal secara berulang-ulang "Orang jaman dulu tuh hebat yah dian".
Ada baiknya kunjungi Ratu Boko saat sore hari karena sunsetnya begitu indah. Namun sayangnya saat kedatangan kami kesana cuaca sedang mendung dan kalaupun matahari muncul itu juga hanya sesekali saja.
Bagi kamu yang ajak orang tua kemari lebih baik sewa guide saja agar kita lebih mengetahui apa saja sejarah dibalik Ratu Boko. Sayangnya untuk sewa guide minimal harus 10 orang sedangkan kami hanya berempat saja. Untuk sewa guidenya pun kalian dapat merogoh kocek Rp. 100.000.
Jujur saya dan adik saya masih belum puas mengelilingi Ratu Boko. Akibat bapak saya sudah mengeluh karena tidak ada yang istimewa disana, jadilah kami harus bergegas kembali menuju hotel.
Sekian perjalanan kami di hari pertama saat tiba di Jogja dan kini kami harus melanjutkan perjalanan menuju Greenhost Boutique Hotel yang terletak di Jalan Prawirotaman. See you perjalanan kami selanjutnya yaaaa.
Budget Family :
- Sewa Mobil Rp. 450.000
- Tips Driver Rp. 100.000
- Candi Borobudur (32.000 @4 pax) Rp. 128.000
- Candi Prambanan & Ratu Boko (75.000 @4 pax) Rp. 300.000
- Sop Ayam Min Klaten (5 pax) Rp. 95.000
- Tebing Breksi Rp. 15.000
- Total Rp. 1.088.000
Biaya diatas diluar dari pengeluaran pribadi yah. Karena selama perjalanan disana kami banyak beli cemilan ini itu dan juga souvenir. Jadi biaya yang dikeluarkan itu biaya fix perjalanan untuk transportasi, tiket masuk dan juga makan siang saja. Terima kasih
Cheers,
Dian Juarsa
22 Jun 2018
Kalau Candi Borobudur itu sebenrnya udah bukan Jogja lagi mbak.. Tapi biasanya kalau pada ke Jogja sekalian ke Borobudur biasanya...
BalasHapusMasih banyak hlo candi" kecil di Jogja..
saya pengen ke Tebing Breksinya... Next time, semoga ada rezeki bwt ke Yogya lagi.Amiin
BalasHapus