Pendakian santai Anak Gunung Krakatau, mengapa saya bilang demikian?
Karena tanpa perlu bawa banyak perlengkapan kalian bisa menanjak dalam waktu sejam saja. Buktinya kebanyakan dari kami hanya menggunakan sandal jepit dan celana pendek.
Memang Anak Gunung Krakatau bisa dibilang seperti bukit yang bisa kami lewati dengan santai walaupun agak kesal sedikit karena gunungnya yang berpasir.
Bagi pemula yang ingin merasakan menanjak sebelum tanjakan ke gunung yang lebih tinggi lagi. Ada baiknya ke Anak Gunung Krakatau dulu deh buat latihan, Apakah kamu sanggup melewati rintangan tersebut atau sebaliknya.
Tapi tetap yah tidak bisa samakan antara gunung satu dengan gunung lainnya. Karena rintangan yang akan kamu lewati sungguh berbeda. Setiap gunung memiliki keunikan tersendiri.
***
Sabtu, 14 Oct 2017
Setelah capek menyaksikan sunset di Pulau Umang, kami membersihkan diri dari pasir yang menempel sebelum santap malam sudah siap.
Setelah kelar bersih-bersih, ternyata makan malam kami sudah tersedia di meja prasmanan. kami bisa memilih makanan apa saja yang akan kami makan.
Setelah kelar makan malam, beberapa dari kami ada yang sudah tertidur pulas namun ada juga yang masih bergadang hanya sekedar ngobrol ngalor ngidul dan ngebanyol hanya utuk mencairkan suasana malam itu.
Saya sudah tak tahan kantuk dan tepat pada pukul 22.00 PM saya sudah tak sanggup untuk bercanda dengan teman lainnya.
Saya pun bergegas ke kamar yang telah dipenuhi kasur, sekitar 15 kasur sudah tergeletak ditengah ruangan.
Yah penginapan di Pulau Sebesi ini bisa dibilang semacam barak tapi versi bersihnya yah. Bagian ujung dari ruangan terdapat toilet dan ruangan untuk sholat atau sekedar ganti baju.
Bagian tengahnya baru deh berjajar kasur dan bantal. Ditiap ruangan terdapat 2 kipas angin disisi kiri dan kanan.
Minggu, 15 Oktober 2017
Tepat pukul 04.00 AM kami telah dibangunkan oleh tour leader untuk bergegas menuju Anak Gunung Krakatau sembari menyaksikan sunrise.
Tapi rencana tinggallah rencana, memang benar kami telah siap menuju kapal tapi sayangnya kapal baru saja mulai berjalan pada pukul 05.10 AM.
Menurut saya waktu yang tidak memungkinkan untuk kami dapat menyaksikan sunrise. Karena pada tahun 2013 kami semua bergegas menuju kapal saja sudah dari pukul 03.00 dini hari. Sedangkan ini harus ngaret 2 jam lamanya.
Sebenarnya bukan salah kapten ataupun tour leader nya tapi ada beberapa pengunjung yang geraknya sangat lambat dan satu kapal tidak hanya group kami saja melainkan digabung dengan group lainnya.
Yah begitulah resikonya kalau kapal digabung dengan group lain. Karena group kami merasa dirugikan akibat lambannya dari peserta group lain.
Terik matahari semakin silau dengan hangatnya udara dipagi hari saat kami menyusuri lautan yang terbilang tak tenang itu.
Yah bagaimana tidak ombak semakin tinggi di pagi hari. Angin begitu kencang sehingga membuat ombak terus bergejolak seperti air mendidih. Kapal terus bergoyang ke kanan dan ke kiri bahkan cipratan air begitu kencangnya membasahi tubuh kami.
Memang sih akhirnya kering dengan sendirinya. Akan tetapi, kebayangkan ombaknya setinggi apa membuat kami terkena cipratan air saat menyusuri lautan yang tidak tenang itu.
Terombang ambing ditengah lautan tak membuat kami pening ataupun mabok laut. bahkan beberapa dari teman kami pun ada yang masih tertidur pulas di dalam kapal.
Hanya beberapa saja yang kuat menahan kantuk dan masih duduk manis diatas kapal.
Karena keindahan lautan luas sangat menyegarkan mata. Apalagi teriknya matahari pagi yang bersinar sangat hangat terasa dikulit. Masih belum panas yaaaa karena udara sejuk dipagi hari disertai angin semilir.
Beberapa kali terguncang hebat diatas kapal bisa kami hadapi apalagi hadapai kamu yang suka ngambek #ehgimana #abaikan
Guncangan yang terasa diatas kapal memang selalu meninggalkan cerita seru. Waspada selama diperjalanan memang sangat diharuskan bagi siapapun. karena kita tidak pernah tau ada kejadian apa nantinya.
Intinya dari setiap perjalanan harus tetap positif thinking. Lalui saja rintangan yang ada didepan matamu. Kita tidak pernah tau seberapa besar nyali kita kalau kita tidak berani menghadapinya.
Dari kejauhan sudah ada yang teriak "Sebentar lagi sampeeeee"
Yap benar saja, sebentar lagi kami sampai di Anak Gunung Krakatau. Keindahannya yang khas dengan pasir hitamnya selalu membuat saya rindu, 2 jam sudah kami terombang ambing diatas kapal.
Keindahannya lah membuat saya tak merasa bosan untuk kembali lagi kesini. Walaupun awalnya saya sempat benci sekali dengan anak gunung krakatau.
Kenapa?
Karena saya lelah menanjak hingga atas Anak Gunung Krakatau. Pasirnya yang terus menerus menggerus tiap langkah saya sehingga rasanya seperti tidak sampai-sampai hingga atas.
Dalam hati terus menggerutu karena pasirnya yang tidak bersahabat. Tapi siapa sangka ternyata saya tidak kapok sama sekali. Malahan ingin segera kembali lagi.
Kaki Anak Gunung Krakatau
Akhirnya saya dapat menginjakkan kaki kembali di pesisir pantai berpasir hitam dengan kondisi air laut yang sangat jernih. Masih sama seperti dulu, tak ada perubahan sedikitpun.
Hati gembira dan pikiran kembali saat empat tahun lalu pernah menginjakkan kaki disini.
Gaya pakaian yang saya kenakan pun masih sama seperti dulu, sama-sama menggunakan short pants saat akan menanjak ke Anak Gunung Krakatau.
Penanjakan ke Anak Gunung Krakatau tidak sama seperti gunung lainnya karena gunung ini terbilang track santai yang dapat kamu lalui selama sejam saja bagi yang sudah terbiasa. Kalau saya bisa satu jam lebih sepertinya. hehehe..
Saat akan menanjak ke Anak Gunung Krakatau kami masih harus menyusuri hutan dengan kondisi yang sangat rimbun. Sehingga saya harus berhati-hati saat berpijak.
Ranting pohon menyerupai akar menjuntai kebawah dengan bentuk batangnya yang begitu unik. Bahkan ada ranting pohon yang terlihat seperti ular yang sedang bergelantungan berwarna hijau membuat saya kaget dengan keberadaannya.
Memang saat memasuki hutan rindang seperti ini jangan terlalu parno dengan kondisinya yang agak gelap akan tetapi masih ada cahaya yang menyusup sedikit. Udara yang bagitu segar dan sejuk membuat kami semakin santai tracking menuju Puncak Anak Gunung Krakatau.
Keluar dari hutan rindang, pemandangan yang kami lihat tandusnya Anak Gunung Krakatau. Namun saat menoleh kembali ke arah belakang. Ternyata hutan rindang yang kami lewati kebanyakan jenis pohon cemara.
Gunung Krakatau dulunya pernah meletus pada tahun 1883 dengan ketinggian hingga 2.000 mdpl. Anak Gunung Krakatau lahir dari induknya, Gunung Krakatau.
Saat ini Anak Gunung Krakatau masih dalam keadaan aktif dan terus bertumbuh. Menurut wikipedia kecepatan tumbuhnya Anak Gunung Krakatau mencapai 0.5 meter (20 inci) tiap bulannya hingga tiap tahun bertambah tinggi mencapai 6 meter (20 kaki).
Penyebab ketinggian dari Anak Gunung Krakatau dikarenakan adanya dorongan vulkanik dari dalam perut gunung baru itu. Saat ini ketinggian Anak Gunung Krakatau mencapai 230 mdpl.
Anak Gunung Krakatau walaupun masih aktif masih terbilang aman dan terkadang selalu ada letusan kecil yang berasal dari Anak Gunug Krakatau.
Semoga Anak Gunung Krakatau tidak batuk kembali yah.
Pendakian santai untuk menuju Puncak Anak Gunung Krakatau tidaklah terbilang sulit namun dibutuhkannya kesabaran dari masing-masing pengunjung.
Bagaimana tidak, saat penanjakan kalian harus bisa bersabar saat pasir yang kita pijak akan turun kembali.
Bagaimana tidak, saat penanjakan kalian harus bisa bersabar saat pasir yang kita pijak akan turun kembali.
Begitu pun sebaliknya saat akan turun, diharuskan berhati-hati karena pasirnya yang terbilang licin. masih banyak bebatuan tajam yang menghiasi Anak Gunung Krakatau. Sehinggga akan sangat berbahaya jika tergelincir.
Walaupun pendakian hanya dengan menggunakan sandal jepit, ada baiknya tetap berhati-hati. Sebenarnya sangat tidak disarankan saat pendakian menggunakan sandal. Kalau kalian bawa sepatu, lebih baik pakai sepatu saja agar lebih aman.
Tak sampai satu setengah jam kami telah tiba diatas Puncak Anak Gunung Krakatau. Penampakannya masih sama seperti beberapa tahun lalu saat saya memijakkan kaki di puncak ini.
Tapi tetap saja, saya tidak akan pernah mau turun kembali ke jalur yang berbeda karena rasanya pun sangat lelah untuk mencapai diatas puncak.
Cuaca cerah, udara segar dan angin yang tak bisa dikendalikan karena saking kencangnya sehingga saat saya sedang berjalan pun rasanya sepeti terdorong.
Bahkan bendera yang saya kibarkan pun dengan mudahnya bisa tertangkap kamera dengan mulus. Tanpa perlu ekstra effort mengibarkan bendera karena anginnya yang terbilang cukup kencang.
Pemandangan Gunung Panjang pun terlihat dari jauh begitu indahnya. Apalagi kalau kalian bisa menyaksikan sunrise di Puncak Anak Gunung Krakatau.
Tak lama kami menghabiskan waktu di Puncak Anak Gunung Krakatau karena habis kepanasan kita pun butuh tempat yang segar-segar seperti main air gitu. Hehehe..
Yap kami masih harus melanjutkan perjalanan kembali untuk bermain air di Lagoon Cabe yang dimana letaknya tak jauh dari Anak Gunung Krakatau.
Beberapa kali pun saya menginjakkan kaki di Anak Gunung Krakatau, tidak akan pernah ada kata bosan karena di tempat inilah saya bisa menyaksikan keindahan alam dari ketinggian.
Sisa letusan Gunung Krakatau di tahun 1883 meninggalkan beberapa pulau yang begitu indah dan kami bersyukur dengan segala keindahannya. Apapun yang dahulunya hancur akan ada keindahan yang muncul setelah kejadian yang menyeramkan telah terjadi beberapa tahun silam.
Cheers,
Dian Juarsa
29 Jan 2018
Wah kepingin banget ke Anak Krakatau ini. Padahal saya termasuk dekat, tapi waktunya gak pernah sempat
BalasHapus:(
Kalo deket cepetan ke krakatau. Keren banget pemandangan dr atas puncaknya
Hapus