Tak mungkin kami tidak melanjutkan perjalanan karena katanya di Menara Suar Desa saria, Tanjung Babo dapat menikmati keindahan Teluk Jailolo dari ketinggian. Yaaappp penasaran dengan keindahannya, Apakah benar yang dikatakan guide kami bahwa keindahan dari ketinggian dapat membayar kegagalan kami untuk menyaksikan matahari terbit dalam ketinggian?
***
Menanjak dan terus menanjak, memang keindahan yang akan kamu lihat dibutuhkan pengorbanan untuk terus menanjak agar dapat melihat keindahan yang hakiki.
Pakaian kami tak perlu layaknya seperti anak gunung yang akan mendaki gunung. Kami para wanita cantik memakai pakaian selayaknya akan ke pantai. Tau dong pakaian apa yang kami pakai? Yaaappp benaarrrr....Celana pendek, sendal jepit lengkap dengan sunglasses dan juga topi. Hahahhhaa...
Pakaian kami tak perlu layaknya seperti anak gunung yang akan mendaki gunung. Kami para wanita cantik memakai pakaian selayaknya akan ke pantai. Tau dong pakaian apa yang kami pakai? Yaaappp benaarrrr....Celana pendek, sendal jepit lengkap dengan sunglasses dan juga topi. Hahahhhaa...
Selama penanjakan kaki kami digigit nyamuk, itu sudah biasa. Sendal jepit saya harus nyangkut di ranting pohon pun juga itu sudah biasa apalagi sampai terlepas. Yap begitulah ribetnya kalau menanjak menggunakan pakaian mantai. Sebenarnya kami tidak sedang menanjak pegunungan, hanya sebuah bukit yang membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai di puncak bukit tersebut.
Masih juga belum sampai, Pemandangan yang saya lihat hanyalah pepohonan yang berjajar lengkap dengan pohon kelapa. Tapi setelah 19 menit menanjak akhirnya kami dapat melihat desa saria juga.
Matahari pagi terlihat begitu cantik dengan suasana yang begitu hangat karena sinarnya. Matahari pagi pun tertutup setengah oleh pegunungan membuat kami para wanita cantik mengeluarkan senjata andalan yaitu kamera masing-masing untuk mengabadikan keindahan yang kami temukan saat diperjalanan.
Menurut kalian apakah kami sudah sampai tujuan? Belum. Kami masih harus melanjutkan penanjakan kami untuk mencapai Menara Suar. Saya penasaran untuk dapat menaiki mercusuar tersebut.
Buat kalian yang sedikit takut ketinggian lebih baik tetap saja mencoba untuk berusaha naik keatas. Jujur, saya termasuk orang yang agak sedikit takut akan ketinggian tapi saya dapat mengendalikan diri saya untuk tidak terlalu takut akan ketinggian.
Cara yang saya gunakan adalah saat menaiki tangga, kedua tangan saya memegang besi pegangan agar merasa aman, setelah itu jangan terus menerus melihat kebawah melainkan pandangan mata tetap dalam keadaan lurus melihat tangga lain yang ada di depan mata dan terakhir jangan tergesa-gesa saat menaiki Menara Suar agar jantung tak berdegup terlalu kencang.
Ingat kalau kepalamu terasa pusing hebat ada baiknya tidak melanjutkan naik keatas puncak Menara Suar. Sekian saran dari saya, semoga dapat membantu teman lainnya yang agak takut akan ketinggian.
Entah mengapa turun dari Menara Suar lebih mudah ketimbang naik keatas. Dari tangga yang sangat kecil hingga akhirnya menemukan tangga yang lebih besar membuat saya merasa lega karena tandanya saya semakin cepat sampai dasarnya. Jantung pun tak lagi berdegup kencang yang artinya saya bisa lebih cepat beradaptasi dengan keadaan. Sesampainya dibawah, pak penjaga Menara Suar ingin berfoto bersama kami sebelum kami melanjutkan perjalanan selanjutnya.
Akhirnya semua wanita cantik berkumpul di bawah menara Suar, kami siap melakukan perjalanan selanjutnya karena memang Teluk Jailolo ini memiliki destinasi lainnya untuk kami kunjungi.
Cheers,
Dian Juarsa
Matahari pagi terlihat begitu cantik dengan suasana yang begitu hangat karena sinarnya. Matahari pagi pun tertutup setengah oleh pegunungan membuat kami para wanita cantik mengeluarkan senjata andalan yaitu kamera masing-masing untuk mengabadikan keindahan yang kami temukan saat diperjalanan.
Menurut kalian apakah kami sudah sampai tujuan? Belum. Kami masih harus melanjutkan penanjakan kami untuk mencapai Menara Suar. Saya penasaran untuk dapat menaiki mercusuar tersebut.
Akhirnya 30 menit pun telah berlalu, nafas tersenggal-senggal pun masih terasa sampai puncak bukit. Duduk sejenak sembari menatap nanar Menara Suar yang begitu tinggi dengan tangga yang sangat kecil.
Kami bisa menaiki Menara Suar tersebut tapi juga tidak masalah jika tak mau menaiki Menara Suar karena memang Menara Suar Desa Suria memiliki ketinggian hingga 40 meter. Buat kalian yang takut akan ketinggian, sangat tidak disarankan menaiki Menara Suar ini.
Menara Suar Desa Saria berasal dari Jerman, perbantuan dari negara lain pun didapatkan untuk navigasi transportasi laut agar para pelayar mengetahui bahwa di dekatnya sudah ada daratan.
Menara Suar Desa Saria, Tanjung babo sudah ada sejak tahun 2002 dengan jumlah penjaga sebanyak 5 penjaga, Kedua penjaga lainnya diperbantukan dari Menara Suar yang ada di Morotai. Memang di Maluku Utara ini hanya memiliki 2 Menara Suar yang terdapat di Desa Saria, Halmahera Barat dan Pulau Morotai.
Dari Teluk Jailolo untuk menuju ke Menara Suar Desa Saria bisa menggunakan kendaraan darat seperti mobil atau motor yang menghabiskan waktu hingga 20 menit selama diperjalanan. Siapkan fisik kalian agar dapat mencapai puncak bukit karena penanjakan dapat memakan waktu hingga 30 menit. Tapi bagi kalian yang memang anak gunung banget, mungkin bisa lebih cepat sampai puncak.
Besi cakar ayam begitulah istilah yang saya dapat dari Penjaga Menara Suar, besi-besi yang dikirimkan dari luar memiliki kualitas yang sangat bagus. Sudah 15 tahun lamanya semenjak Menara Suar ini berdiri tak banyak besi yang berkarat.
Biasanya Menara Suar setiap 10 tahun lamanya pasti sudah banyak yang berkarat, beda halnya di Menara Suar Desa Suria, Tanjung Babo. Untuk pengiriman tiap besinya pun membutuhkan waktu selama 6 bulan dengan biaya hingga 300 juta, itu pun hanya biaya pengirimannya saja. belum dengan pembuatan Menara Suar, Entah berapa biaya yang sudah dikeluarkan dalam pembuatan Menara Suar ini.
Saya termasuk orang yang pertama ngebet banget ingin menaiki Menara Suar karena penasaran menyaksikan keindahan dari ketinggian. Setapak demi setapak tangga yang harus saya lewati tak membuat saya takut. Tapi saat ketinggian mencapai sekitar 30 meter, saya merasakan tangga yang saya tapaki sedikit bergoyang.
Semakin tinggi Menara Suar yang sudah saya tapaki memang semakin terasa kalau ada teman yang berada di bawah saya sedang berjalan di tangga atau melakukan pergerakan. Awalnya saya pikir hanya perasaan saya saja, ternyata teman saya yang lainnya pun merasakan hal yang sama.
Oke... berarti memang harus super hati-hati. Sempat saya agak pusing saat jalan ditangga yang mengharuskan saya untuk melihat kebawah tapi saya tetap melanjutkan agar sampai di puncak tertinggi menara Suar.
Eeennnggg Iiiiinnnngggg Eeeennnnnggggg...yyyyiiipppiiieeee...Saya akhirnya bisa juga mencapai puncaknya Menara Suar. Diatas puncak tertinggi Menara Suar hanya ada saya, Anggie, Tryanha, Sina dan Zandry.
Kami sudah sampai di ketinggian 40 meter. Benar saja, pemandangan yang saya saksikan secara langsung sangatlah indah. Pemandangan yang kami lihat tak hanya pantai saja melainkan pegunungan dan juga pedesaan. Tak menyesal bisa mencapai puncak tertinggi Menara Suar.
Buat kalian yang sedikit takut ketinggian lebih baik tetap saja mencoba untuk berusaha naik keatas. Jujur, saya termasuk orang yang agak sedikit takut akan ketinggian tapi saya dapat mengendalikan diri saya untuk tidak terlalu takut akan ketinggian.
Cara yang saya gunakan adalah saat menaiki tangga, kedua tangan saya memegang besi pegangan agar merasa aman, setelah itu jangan terus menerus melihat kebawah melainkan pandangan mata tetap dalam keadaan lurus melihat tangga lain yang ada di depan mata dan terakhir jangan tergesa-gesa saat menaiki Menara Suar agar jantung tak berdegup terlalu kencang.
Ingat kalau kepalamu terasa pusing hebat ada baiknya tidak melanjutkan naik keatas puncak Menara Suar. Sekian saran dari saya, semoga dapat membantu teman lainnya yang agak takut akan ketinggian.
Entah mengapa turun dari Menara Suar lebih mudah ketimbang naik keatas. Dari tangga yang sangat kecil hingga akhirnya menemukan tangga yang lebih besar membuat saya merasa lega karena tandanya saya semakin cepat sampai dasarnya. Jantung pun tak lagi berdegup kencang yang artinya saya bisa lebih cepat beradaptasi dengan keadaan. Sesampainya dibawah, pak penjaga Menara Suar ingin berfoto bersama kami sebelum kami melanjutkan perjalanan selanjutnya.
Akhirnya semua wanita cantik berkumpul di bawah menara Suar, kami siap melakukan perjalanan selanjutnya karena memang Teluk Jailolo ini memiliki destinasi lainnya untuk kami kunjungi.
Sepulang dari Menara Suar sebenarnya masih pagi sekitar pukul 10.00 WIT tapi sinar matahari begitu terik dan kulit terasa seperti terbakar. memang kalau sedang berada di Maluku Utara harus rajin menggunakan sunblock yah agar kesehatan kulit tetap terjaga.
Nah guys....kalau kalian mampir ke Teluk Jailolo jangan hanya menyaksikan keindahan pantainya saja karena Menara Suar ini memang harus masuk dalam daftar liburan kalian. Ada baiknya kalau kesini sebelum sunrise yah. Dijamin kalian bisa menyaksikan keindahan yang luar biasa di puncak Menara Suar dan jangan lupa ijin terlebih dahulu dengan penjaga Menara Suar nya agar kalian diberikan izin untuk naik ke Puncak Menara Suar.
Cheers,
Dian Juarsa
cakep banget viewnya.. jadi maulah kesana
BalasHapusIyaaaa cakep bangeeettt...cuuusss maen ke Jailolo hehee
HapusIyaaa kak keren bgt pemandangan dr menara suar. Kalo kesana wajib bgt naik ke atas menara suar ya kak. Hehehe
BalasHapus