Selama perjalanan di Teluk Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara, Bentor lah yang setia menemani untuk explore jailolo. Memang disini lebih nyaman mengendarai Bentor dengan biaya Rp. 5.000 jarak dekat sedangkan jarak jauh bisa dikenakan biaya Rp. 50.000. Semua harga tergantung dari nego dengan abang Bentor.
Kecepatan Bentor tak perlu diragukan lagi karena hampir sama dengan kecepatan motor biasa. Ya jelas saja sama karena memang Bentor itu adalah becak motor yang dirancang khusus hasil perpaduan dari motor yang ditambahkan becak dibagian depannya. Memang Bentor awal mulanya terkenal di Gorontalo. Tapi kini sudah banyak bentor di tiap daerah. Bentor pun tak hanya bagian depan saja melainkan becaknya bisa di bagian samping motor. Memang kendaraan ini cukup unik, bahkan saking banyaknya bentor sampai mereka pun membuat komunitas bentor loh.
Sound system adalah bagian terpenting dari bentor yang ada disana. Karena semakin kencang suara musiknya, maka semakin banyak peminatnya. Maka dari itu, mereka berlomba-lomba agar kualitas suara sound systemnya lebih oke.
Kalian tau tidak? mereka itu harus merogoh kocek lebih dalam lagi loh untuk membuat Bentor agar diminati masyarakat setempat. Memang mendengar harganya pun saya sempat tercengang karena bentor terbilang tak murah untuk biaya modifikasinya.
Pak Pardi yang menemani saya keliling Teluk Jailolo memberikan informasi yang membuat saya menganga bahwa biaya yang dikeluarkan sekitar Rp. 25juta. Bukan harga yang murah kan untuk modif sebuah motor menjadi Bentor. Waktu yang tak cepat pun harus dirasakan saat memodifikasi Bentor yaitu selama 4 bulan. Itu pun masih terbilang cepat untuk modif motor menjadi Bentor. Untuk hasil yang maksimal bisa mencapai 8 bulan. Wow lama juga yah...Karena memang tidak mudah untuk modif motor menjadi Bentor.
Sempat saya bertanya apakah Bentor yang saya naiki milik pribadi Pak Pardi atau bukan. Ternyata Bentor tersebut adalah milik orang lain. Karena Pak Pardi belum sanggup untuk biaya modifikasi Bentor.
Pak Pardi setiap harinya harus memberikan setoran sebesar Rp. 60.000. Kadang kala Pak Pardi pun harus nombok karena setoran yang didapat tidak mencapai dari biaya sewa Bentor. Memang untuk wilayah yang sekecil itu masih terbilang mahal untuk sewa bentor setiap harinya. Kalau lagi rame penumpang, Pak Pardi bisa mendapatkan Rp 150.000 seharian, kalau lagi sepi pernah tidak dapat setoran sama sekali. Akan tetapi Pak Pardi tidak pernah putus asa, beliau terus melakoni perannya sebagai kepala rumah tangga yang bertanggung jawab akan kehidupan keluarganya. Maka dari itu, Pak Pardi terus bersemangat mencari nafkah dengan cara mengendarai Bentor pagi, siang dan malam.
Jenis musik yang saya dengar selama di perjalanan tak lain adalah lagu melayu, Terkadang lagu pop pun juga dimainkan Pak Pardi selama mengendarai Bentor. Jenis musiknya tergantung dari pengendara masing-masing. Kalau pengemudinya masih muda, Sudah pastinya lagu terkini akan terputar diplaylistnya abang Bentor. Tapi kalau bapak-bapak macam Pak Pardi, sudah pastinya lagu yang terasa sangat asing di telinga saya. Namun sesekali Pak Pardi juga suka memasang musik entah apa judulnya tapi yang pasti agak ajeb-ajeb gitu deh. Hahahahaa....Pusing? udah pasti!!! Have fun? Fun bangeeetttt karena musiknya gak pernah yang mendayu-dayu melainkan nge-beat yang membuat mata tidak terasa kantuk. hahahaha...cukup menarik bukan? Makanya kalau berkunjung ke Teluk Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara sempatkan untuk naik Bentor seharian. Dijamin gak akan pernah ngerasa ngantuk deh hahahahaa...
Teluk Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara
Dian Juarsa
Wah cantik mbaknya
BalasHapusCantik mbaknya yg berjilbab
BalasHapusWah cantiknya
BalasHapusThank you
Hapus