Cirebon...Dengar kata Cirebon saja yang saya tahu hanyalah kota yang berbatasan dengan kampung mama saya di kuningan. Memang sih jaraknya tidak jauh tapi yang pasti saya tidak tau menau kalau di Cirebon pun ada banyak tempat wisatanya, Apalagi tempat wisata yang bersejarah.
Belum lagi ada banyak juga loh wisata kulinernya seperti empal gentong, sate kalong (daging kerbau bukan kelelawar yah!!), mie koclok, docang, tahu gejrot, nasi lengko dan banyak lagi.
Oke...disini saya tidak membahas wisata kulinernya yah akan tetapi lebih ke sejarahnya Gua Sunyaragi.
Ini bukan Bale Kambang yah |
Gua Sunyaragi memiliki gaya arsitektur dari perpaduan antara gaya Indonesia klasik atau Hindu, gaya Cina atau Tiongkok kuno, gaya Timur Tengah atau Islam dan gaya Eropa.
Untuk Gaya Indonesia Klasik atau Hindu kalian bisa lihat beberapa bangunan yang berbentuk joglo. Misalnya pada bangunan Bale Kambang, Mande Beling, Gedung Pesanggrahan dan beberapa patung seperti patung gajah dan patung manusia berkepala garuda yang dililit oleh ular yang memiliki makna bagi para pemimpin yang sudah berkuasa tidak boleh lupa akan tanggung jawabnya kepada rakyat. Tuh dengeriiiiiinnnnn penguasa Indonesia siapapun itu, jangan pernah lupa tanggung jawabnya yaaaa :D
Untuk memasuki kawasan Gua Peteng harus melewati jalan setapak
|
Inilah jalan setapak yang harus kami lalui menuju Gua Peteng |
Gazebo itu terletak diatas Gua Peteng
|
Anda memasuki kawasan Gua Peteng
|
Kamu tau gak? Kalau maen ke tempat bersejarah memang ada baiknya ditemani guide agar tidak salah sentuh, pegang atau pun mengambil sesuatu dari sana. Saya yang notabene tidak tau menau tentang sejarah Goa Sunyarangi telah melakukan kesalahan fatal yaitu memegang Batu Perawan Sunti.
Konon katanya untuk para gadis remaja seperti saya yang tidak sengaja menyentuh Batu Perawan Sunti akan kesulitan mendapatkan jodoh. Makanya berhati-hatilah kalau berkunjung ke tempat ini. Tapi semua itu tidak akan terjadi kalau saya memasuki Gua Kelanggengan. Sayangnya, Saya tau itu semua pun sudah telat. Setelah sampai Jakarta, teman saya ada yang memberi tau kalau Batu yang saya pegang itu ada mitos jeleknya. Balik lagi sih ke kepercayaan masing-masing. Saya yakin kalau jodoh itu sudah ada yang mengatur, tinggal dekati saja yang mengatur. Insya Allah jodoh akan datang diwaktu yang tepat dan juga siap #sokbijak hihihii..
Gua Sunyaragi dipenuhi Mahasiswa
|
Baru juga mau masuk Gua harus dihadapi bebatuan tinggi
|
Photographer beraksi fotoin Kak Vika yang lagi ngelamunin nasib
|
Ruang yang bersekat ini adalah kamar kaputren |
Mungkin diruangan ini lah Sultan bisa melihat prajurit sedang latihan |
Jendela dari kamarnya Kaputren yang berarsitektur Belanda atau Eropa |
Entah ini ruangan apa karena saya tidak masuk ke ruangan ini |
Ternyata disini ada sanggar tari nya loh *maafkan kelakuan saya yang ikut-ikutan mereka* |
- Bangsal Jinem adalah Tempat sultan memberi wejangan dan melihat para prajurit berlatih
- Gua Pengawal adalah Tempat berkumpulnya pengawal sultan
- Mande Kemasan
- Gua Pandekemasang adalah Tempat senjata tajam
- Gua Simanyang adalah Tempat pos penjagaan
- Gua Langse adalah Tempat santainya para Sultan
- Gua Peteng adalah Tempat nyepi untuk kekebalan tubuh
- Gua Arga Jumud adalah Tempat orang penting keraton
- Gua Padang Ati adalah Tempat bersemedi
- Gua Kelanggengan adalah Tempat semedi agar jabatannya tetap langgeng
- Gua Lawa adalah Tempat berkumpul para kelelawar
- Gua Pawon adalah Tempat penyimpanan makanan
Monumen Cina beserta kuburan Cina |
Monumen Cina ini berisikan kuburan cina namun kuburan ini pun bukan kuburan orang cina loh melainkan sejenis monumen yang berfungsi sebagai tempat berdoa para keturunan pengiring-pengiring dan pengawal-pengawal putri Cina yang bernama Ong Tien Nio atau Ratu Rara Sumanding yang merupakan istri dari Sunan Gunung Jati.
Jadi dulunya itu Gua Sunyaragi dihiasi berbagai ornamen keramik Cina dibagian luar. Namun keramik-keramik itu sudah lama hilang sehingga tidak diketahui bagaimana corak yang pasti
Setelah kelar berkeliling Gua Sunyaragi saatnya kami harus melanjutkan perjalanan menuju Jakarta. Tapi gak ada salahnya kan kita cicip makanan khas dari Cirebon yaitu Empal Gentong yang rasanya endeesss gedeeesss binggo. Mungkin sesekali saya bisa maen ke Cirebon buat mencoba semua makanan khas Cirebon.
Empal Gentong dan Sate Kambing. yummmiiiiieeee |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Yuk ah komen daripada cuma sebarin Spam