|
Curug Pertama dengan ketinggian kurang lebih 25 meter |
|
Masih di Curug yang pertama |
|
Nah ini dia Curug yang kedua dengan ketinggian yang sama yaitu 25 meter. Akan tetapi tebingnya 90 derajat, Makanya kami tidak bisa rappelling disini karena terlalu berbahaya bagi pemula
|
|
Curug ketiga yang tidak dapat dikujungi pengunjung karena berbahaya
Mba Wina dan Zen entah turun darimana
|
Setelah kami sampai di Bale, semuanya pun ganti pakaian degan menggunakan pakaian senyaman mungkin. Usahakan saat kalian rappelling harus memakai baju yah. Karena harness yang menempel ditubuh kita biar tidak langsung kena kulit. Pasti akan perih saat kalian akan mencoba turun dari tebing.
Ketinggian tebing sekitar 25 meter dengan pengaman yang sudah disediakan oleh operator. Sebelum mulai Rappelling kami diberitahukan fungsi alat apa saja yang akan kami pakai selain harness ada webbing dan juga carabiner eight yang membantu kita ascending dan descending.
|
Berikut pengarahan dari si anak magang
|
|
Mereka semua serius mendengarkan pengarahan dari si anak magang
|
Kalo gw malah sibuk foto-foto hahahaa :p
Kalo Rappelling ada baiknya pakai baju ya teman karena harness yang kita pakai akan menjadi tumpuan berat badan kita. Makanya akan terasa lebih sakit lagi kalau langsung kena kulit
|
Nah dibelakang saya itu kolam renang yang sudah terbengkalai
|
Ada baiknya sebelum rapelling foto bersama dulu
|
Urutan yang paling utama yaitu Rizki yang akan mencoba Rappelling terlebih dahulu dari lainnya. Rizki baru pertama kalinya mencoba Rappelling. Makanya dia excited banget untuk mencoba lebih awal.
|
Rizki orang pertama yang mencoba Rapelling
|
Setelah Rizki selesai dengan gaya kuda-kudanya. Zen jadi orang kedua yang mencoba Rappelling. Saya lihat caranya Zen saat turun dengan cara melompat. Sebenarnya bisa saja seperti itu tapi masalahnya tebing di curug tidak rata. Ada baiknya kaki tetap dengan gaya kuda-kuda lalu badan condong kebelakang tapi posisi kaki harus lebih tinggi dari badan kita agar sendal atau sepatu yang kita gunakan tidak terlalu licin saat menapaki tebing.
|
Anggie korban selanjutnya untuk Rappelling
|
Peserta terakhir saya dan Agung yang masih menunggu giliran diatas. Tadinya sempat mau stop dulu sementara waktu karena si anak magang ini mau beli makanan. Tapi karena sisa 2 orang juga ya tanggung lah yaaaa. Makanya ada beberapa orang yang masih mau melanjutkan peserta berikutnya. Mau berapa lama lagi dong saya nunggu. Keburu lapaaaaarrrr atuuuuhhhh #hiks
|
Dian dan Agung yang masih menunggu giliran
|
Helm yang saya pakai sangat gede sekali bikin serba salah karena kalo nunduk mata ketutupan helm dan kalo nenggak malah helmnya nyangkut dileher macam topi -___-"
|
Akhirnya saya pun tukeran helm sama Agung
|
Uwokeeee..Saatnya giliran saya pun tiba. Carabiner sudah disangkutkan dan siap main air sambil putar otak bagaimana caranya bisa turun tanpa terjatuh atau terbentur bebatuan di Curug. Karena posisinya yag licin saya pun diberi petunjuk sama si anak magang agar posisi kaki harus lebih kuat agar tahan dengan licin. Step by step saya ikuti instruksi yang diberikan si anak magang sampai akhirnya saya dapat turun dengan selamat. Wohoooo...Dinginya cipratan air dari curug membuat saya semakin segar saat turun tebing. Rappelling di Curug pun juga pertama kalinya saya rasakan disini. Kalau Rappelling di tebing saya sudah pernah merasakan sensasinya Rappelling di Tebing 90 Citatah dan juga Gunung Munara.
|
Carabiner sudah disangkutkan
|
|
Mari turun dengan posisi kaki kuda-kuda
|
|
Putar otak bagaimana caranya turun agar tidak licin
|
|
Satu persatu kaki dilangkahkan mundur kebelakang
|
|
Mencari jalur yang aman agar tidak terjatuh
|
|
Nah saat dibawah batu ini lah saya merasakan kesulitan saat turun
|
Peserta terakhir yaitu Agung, Setau saya Agung ini baru pertama kalinya Rappelling di Curug. Tapi menurut saya doi udah lihai banget turunnya. Malahan dia pakai jalur yang kita semua tidak lewati. Jadi ada posisi tebing dimana pojok paling kanan adalah jalur yang lebih curam dengan deras air yang sangat tinggi. Nah disanalah Agung mulai beraksi dengan gaya lompatan menyerupai pemadam kebakaran kalo turun dari gedung tinggi. Kebayangkaannn gayanya seperti apa? Naaahhh Agung ini sangat tepat sekali menggunakan lompatan ditempat yang curam itu. Bahkan saya lihat aksinya pun berjalan sangat mulus sekali disertai gemericik air yang sangat deras membasahi seluruh tubuhnya dan akhirnya mendarat secara sempurna. Tepuk tangaaaannn semuanyaaaaa...Good job gung!!! Salute banget liat aksinya Agung yang baru pertama kali merasakan Rappelling di Curug Lembah Pelangi. Kereeenn!!!
|
Ini dia Agung peserta terakhir
|
|
Lihat gayanya Agung yang sangat lihai menggerakan tali dan juga kaki agar tetap seimbang
Well kita semua sama-sama mencoba hal yang baru dan juga menantang. Siapa sih yang menyesal telah mencoba sesuatu yang belum pernah kita rasakan sebelumnya. Setidaknya ada pengalaman dimana kita harus banyak belajar bersabar dan tidak terlalu terburu-buru dalam menentukan keputusan dalam berpijak. Sesuatu yang ekstrim tidak perlu kita hindari tapi bisa kita hadapi dengan rasa percaya diri dan yakin kalau kita bisa melalui tantangan itu dengan mulus dan sempurna.
Kelar juga aktivitas kita hari ini, kami tidak melanjutkan perjalanan kemana-mana karena waktu yang sangat mepet ditambah lagi Curug Lembah Pelangi ini juga jauh dari destinasi lainnya. Maka dari itu, kami cuma makan siang disana setelah itu foto-foto lanjut pulang deh ke Jakarta.
|
|
Mba Wina yang sibuk dengan tongsisnya
|
|
Zen, Mba Wina, Anggie dan Linda
|
|
Curug Lembah Pelangi ini banyak sekali Bale-Bale nya
|
Kita semua sudah rapi dan lanjut naik keatas karena Bang Ulut sudah menunggu kedatangan kami. Tapi lucunya Mba Wina dan Zen masih melanjutkan sesi pemotretan di Hammock. Mereka berdua penasaran pengen bisa foto disana. Lucunya lagi mba Wina hampi saja terjatuh dari Hammock. Untung mba Wina bisa langsung berdiri jadi bajunya tidak basah deh. Kalo sampe baju yang dia pakai basah juga. Walhasil baliknya basah-basahan deh. hahahhaa...
Nah ini dia mba Wina yang hampir aja terjatuh hahaa :p
|
Zen ini sangat berhati-hati sekali karena udah gak ada baju lagi
|
Saya malah lebih suka foto di ayunan pohon ini
Setelah semuanya berkumpul di parkiran Curug Lembah Pelangi. Kami pun melanjutkan perjalanan pulang menuju Stasiun Bogor. Seperti biasa karena tanjakan yang terjal membuat penumpang lainnya diharuskan untuk jalan kaki. kalau saya memilih untuk stay didalam mobil karena kondisi badan saya yang sedang tidak enak. Kepala keliyengan gak ngerti kenapa dan batuk sudah mulai menyerang.
16.10 PM Kami pun tiba lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Baliknya pun sama sejam juga, Dikirain kan kita akan kena buka tutup jalan. Ternyata tidak ada buka tutup jalan. Thanks god cepet juga kita sampai di Stasiun Bogor. Disinilah kami semua berpisah sesuai dengan destinasi pulang dengan tujuan masing-masing. Thanks guys udah gabung Rapelling bareng saya dan juga Mba Wina. Jagan kapok yah kalo main sama kita. Mungkin next time kita bisa trip yang memacu adrenalin lebih tinggi lagi. See youuuuu guys!!!
Budget :
- PP Tiket Kereta Tebet - Bogor - Jurang Mangu Rp. 15.000
- Share Cost Rp. 105.000
- Makan Siang Rp. 19.000
- Sarapan Rp. 27.000
- Uber Motor Jurang Mangu - Pondok Kacang Barat Rp. 10.000
- Bakso Rp. 16.000
- TOTAL Rp. 192.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Yuk ah komen daripada cuma sebarin Spam