Iseng scroll down instagram, ada lah salah satu akun yang membuat saya terpukau dengan hammock-ing di atas tebing. Rasa penasaran terus terpacu karena melihat beberapa dari mereka telah melakukan hal itu. Sampai saya comment "sayang nyawa pliisss" dan akhirnya di balas comment nya dengan jawaban "aman kok".
Terus mencari tahu, akhirnya nyantol di salah satu akun yang membuat saya memberanikan diri untuk menanyakan contact personnya yaitu @agint88. Ternyata postingan yang di post di instagram tersebut adalah salah satu pemandu atau atlit panjat tebing dari kegiatan itu. Well...Gak mungkin dong saya kesana sendirian karena posisinya yang jauh dari Jakarta dan juga jauh dari Bandung. Akhirnya saya memposting kegiatan tersebut di Path dan banyak yang tertarik dengan ajakan saya.
Terus mencari tahu, akhirnya nyantol di salah satu akun yang membuat saya memberanikan diri untuk menanyakan contact personnya yaitu @agint88. Ternyata postingan yang di post di instagram tersebut adalah salah satu pemandu atau atlit panjat tebing dari kegiatan itu. Well...Gak mungkin dong saya kesana sendirian karena posisinya yang jauh dari Jakarta dan juga jauh dari Bandung. Akhirnya saya memposting kegiatan tersebut di Path dan banyak yang tertarik dengan ajakan saya.
Photo Credit from @sambonaventura
Awalnya sih ada sekitar 11 orang yang bilangnya mau ikut saya ke Padalarang untuk Hammock-ing. Tapi setelah saya buat group di whatsapp, hanya beberapa saja yang ikut comment perihal share cost ke tempat tujuan. Sampai akhirnya saya bilang "DP paling lambat hari senin. Kalo setelah senin belum ada yang DP, dianggap tidak ikut trip ini". Ternyata dari 11 orang hanya satu orang yang DP. Akhirnya saya cari mangsa yang lain, gak ada kata menyerah deh kalo buat sesuatu hal yang baru. Ternyata Ramdhan ajak temannya Alan, Saya ajak Soni dan Soni ajak temannya lagi yaitu Jerry dan Geka. Oke Fix...Kita berenam saja. Gak usah tambah orang lagi. Lebih baik trip dengan orang yang serius beneran ikut ketimbang yang masih ngambang antara ikut dan tidak. Istilahnya mah, yang pasti-pasti ajalah. Mana ada sih orang yang mau di PHP-in. *halah curcol*
Sabtu, 9 May 2015
Kami sudah heboh membuat obrolan ngalor ngidul di whatsapp. Sampai akhirnya ditentukan meeting point sebelum hari H agar kita bisa tau rute mana saja yang akan didatangi. Oiyah...Trip kali ini kami menggunakan mobilnya Alan, ertiga. Jadi masih lumayan lega lah space tempat duduknya. Secara masing-masing dari kita bawa gembolan juga.
Eng Ing Eng...Saya dapat kabar kalau kita tidak dapat Hammock-ing diatas tebing karena tempat yang biasanya harus di tutup sementara. Dan mereka mau pindah spot di Tebing90. Makanya aa Agint menanyakan "Apakah saya mau melanjutkan panjat tebing tanpa hammock-ing tapi ganti jadi Portaledge, Rapelling dan Flying Fox". Saya pun mengiyakan, karena gak mungkin dong cancel di hari H sedangkan kami butuh sesuatu yang baru dan intinya sih biar bisa jalan-jalan ke tempat baru dengan teman baru #tsaaahhh...
Pukul 20.30 PM kami ketemuan di sevel saharjo untuk membicarakan trip keesokan harinya karena ada perubahan rencana perihal kegiatan yang akan kami lakukan. Mereka semua pun setuju dengan melanjutkan perjalanan tanpa Hammock-ing di atas tebing tapi diganti menjadi Portaledge, Rapelling dan Flying Fox. Setelah obrolan selesai, Akhirnya kami telah menentukan keberangkatan dari Jakarta pukul 07.00 AM dan harus sudah siap dari pukul 06.00 AM. Agar tidak ada istilah tunggu-tungguan. Karena posisi tepatnya kami belum tau, agar dapat estimasi waktu dengan tepat. Waktu terus berlalu dan akhirnya kami sudah memutuskan semuanya, dari awal keberangkatan, share cost sampai biaya pengeluaran untuk apa saja.
Alan baru tiba, Ramdhan sadar kamera, dan yang lainnya entah sibuk ngapain
Minggu, 10 May 2015
Pukul 05.00 AM Saya sudah bangun dan langsung berkoar di group, Untuk menanyakan jemput sekitaran jam berapa. Dan yang lainnya pun ikut bersuara karena mereka juga sudah bangun dan ready to go....
Pukul 07.00 AM Saya orang terakhir yang dijemput dan kita langsung ke arah tol untuk menuju Tol keluar Padalarang. Pagi itu sangat cerah sekali cuacanya. Keadaan jalan pun tidak macet, Namun ada kendala saat di Tol Bekasi Timur, ada kecelakaan Truk terpeleset sehingga membuat macet. Tapi setelah melewati Truk yang terpeleset, jalanan pun mulai lancar kembali. Seperti biasa hal yang kami lakukan adalah merekam video yang entah lagi apa, ngobrol aja di rekamin sampe akhirnya wefie di dalam mobil juga kami lakukan.
Perjalanan yang kami lakukan, dipandu aa Agint agar bisa ketemuan di Alfamart depannya Situ Ciburuy. Karena kebetulan kami pindah posisi jadi agak bingung untuk menuju Tebing90, Padalarang. Makanya aa Agint siap memandu kami agar sampai tujuan dengan cepat.
Pukul 09.00 AM sudah keluar Tol Padalarang, keadaan macet sekali. Geraknya pun sedikit demi sedikit, sampai akhirnya kami melipir sebentar di warung nasi uduk untuk sarapan kami. Karena kami cuma makan perbekalan roti di jalan. Buat cewe mungkin masih bisa buat ganjel tapi buat laki mah boro-boro yah. Mereka kan cepat kelaparannya, setelah beli makanan selesai gak jauh dari sana kami sampai di tempat yang dimaksudkan aa Agint. Nemu juga nih Situ Ciburuy, dan kami masih harus melengkapi logistik selama disana. Beli air minum dan cemilan agar dapat ganjal perut karena disana tidak ada warung satu pun.
Berhasil juga mobil kami menanjak dijalan yang cukup licin dan menanjak, kami pun masih melanjutkan perjalanan yang di pandu aa Agint agar sampai di tujuan. Akhirnya sampai juga di ilalang yang tinggi seperti semak belukar dan mobil di parkir diarea sana. Alan sempat was-was apakah aman parkir mobil disana. Tapi aman kok, mobil kami tidak kenapa-napa selama ditinggal.
Pukul 12.30 PM SHOW TIME....Ramdhan orang pertama yang mencoba, selang berapa menit disusul Alan setelah itu Saya mulai beraksi. Ada kejadian yang menegangkan sesaat, Kameranya Alan terjatuh dengan ketinggian 80 meter. Shock udah pasti, Karena tuh kamera bisa dibilang nyawanya Alan deh *halah*. Aa Agint berusaha mengambil kamera itu di bawah dengan rapelling. Untungnya masih bisa diselamatkan tuh kamera. Bagusnya kamera Alan berwarna putih, jadi masih keliatan dari atas. Mungkin kamera itu masih berjodoh dengan Alan. Makanya balik lagi deh walopun sudah terjatuh sangat jauh dari atas.
Pukul 07.00 AM Saya orang terakhir yang dijemput dan kita langsung ke arah tol untuk menuju Tol keluar Padalarang. Pagi itu sangat cerah sekali cuacanya. Keadaan jalan pun tidak macet, Namun ada kendala saat di Tol Bekasi Timur, ada kecelakaan Truk terpeleset sehingga membuat macet. Tapi setelah melewati Truk yang terpeleset, jalanan pun mulai lancar kembali. Seperti biasa hal yang kami lakukan adalah merekam video yang entah lagi apa, ngobrol aja di rekamin sampe akhirnya wefie di dalam mobil juga kami lakukan.
Wohoooo...Muka gw paling cerah eeeiimmm
Perjalanan yang kami lakukan, dipandu aa Agint agar bisa ketemuan di Alfamart depannya Situ Ciburuy. Karena kebetulan kami pindah posisi jadi agak bingung untuk menuju Tebing90, Padalarang. Makanya aa Agint siap memandu kami agar sampai tujuan dengan cepat.
Kalo ini cuma test kamera kok
Pukul 09.00 AM sudah keluar Tol Padalarang, keadaan macet sekali. Geraknya pun sedikit demi sedikit, sampai akhirnya kami melipir sebentar di warung nasi uduk untuk sarapan kami. Karena kami cuma makan perbekalan roti di jalan. Buat cewe mungkin masih bisa buat ganjel tapi buat laki mah boro-boro yah. Mereka kan cepat kelaparannya, setelah beli makanan selesai gak jauh dari sana kami sampai di tempat yang dimaksudkan aa Agint. Nemu juga nih Situ Ciburuy, dan kami masih harus melengkapi logistik selama disana. Beli air minum dan cemilan agar dapat ganjal perut karena disana tidak ada warung satu pun.
Numpang foto aja disini
Pukul 10.00 AM kami tiba di pertambangan batu (mungkin yah) karena disana banyak sekali batu kapurnya. Untuk mencapai tebing kami harus menukik tanjakannya, sempat mobil mundur karena selip. Medan yang kami hadapi sangat sulit. Licin karena jalan berupa pasir berbatu dengan jalanan yang tidak landai sama sekali. Sempat Alan, Soni dan Ramdhan harus dorong mobil di tanjakan agar mobil dapat menuju keatas. Kami wanita ya cukup duduk manis aja di dalam mobil. Kan jalannya sama cowo-cowo perkasa yah, jadi cewenya jadi ratu boleh lah yaaa. Hahhaayyy...Berhasil juga mobil kami menanjak dijalan yang cukup licin dan menanjak, kami pun masih melanjutkan perjalanan yang di pandu aa Agint agar sampai di tujuan. Akhirnya sampai juga di ilalang yang tinggi seperti semak belukar dan mobil di parkir diarea sana. Alan sempat was-was apakah aman parkir mobil disana. Tapi aman kok, mobil kami tidak kenapa-napa selama ditinggal.
Pertambangan batu
Beginilah kami saat menunggu alat berat turun
Saat menunggu alat berat turun, saya foto pemandangan sini
Wefie...Itu yang balik badan namanya aa agint
Kamulah yang bertanggung jawab atas perjalananmu sendiri
Behind the scene. Photograph : Soni, Model : Dian *Halah*
Setelah alat pemberatnya turun, mobil kami mulai menanjak dan mengikuti jalur yang penuh dengan bebatuan kecil. Sehingga perjalanan kami terhambat yang mengakibatkan semua penumpang turun kecuali saya dan geka, dengan alasan kita wanita. Hahahhaaa... Alasan yang cukup masuk di akal. Karena males aja keluar, berdebu banget dan ditambah lagi jalanannya sangat menukik. Gak apa ya para cowok jantan, kalian saja yang dorong mobil. kita kan lemah, gak bisa dorong mobil. Hihihiii...Setelah di parkiran yang sebenarnya hanya lahan kosong yang tidak terpakai. Kami tidak sangka, kalau pemandangannya luar biasa cantiknya. Sama seperti di Luar Negeri
Emangnya cuma di luar negeri aja yang punya pemandangan seperti ini
Liat jalanannya yang berbatu kecil seperti ini. Licinya lumayan bikin mobil susah naik
Kita itu anaknya emang paling susah deh kalau liat pemandangan yang asik. Pasti langsung deh ambil handphone dan kamera masing-masing lalu mengabadikannya sepuas mungkin. Karena kapan lagi kan bisa kembali. Saatnya kita menuju Tebing90, masih sekitar 30 menitan lagi kami menuju Tebing90 dengan hiking di ilalang daun yang berduri kecil dan banyak sekali ranting kecil yang juga berduri. Saran saya sih jangan pakai celana pendek seperti yang saya lakukan saat ini. Karena akan melukai kakimu sendiri. Tapi untungnya saya selalu prepare segala sesuatunya. Jadi saya pun ada stock celana panjang untuk panjat tebing. Saran saya buat kalian yang mau ke Tebing90 jangan lupa bawa Sunblock, Sunglasses, Payung, Air Minum yang banyak karena gak ada penjual disana, buat wanita bawa kuncir rambut atau buff atau bandana dan terakhir bawa baju ganti karena pastinya badan penuh dengan keringat.
Teriknya matahari lebih menyengat dibagian hidung, makanya lebih baik tutupan saja :p
Kalau di jalan setapak, lucunya kami berbaris rapi
Let's get lost everybody
Dalam waktu yang cukup lama kami harus menunggu, kami habiskan waktu dengan makan siang dan foto-foto pastinya. Cuaca semakin panas, cemilan kami pun satu persatu habis karena menunggu mereka untuk mengerjakan pemasangan tali. Tidak ada kata bosan dalam menunggu...Ya jelaslaaahhh...Wong berasa nonton pertunjukkan gratis. Mereka Rapelling tanpa bantuan tali, belum lagi yang flying fox aja, seperti di film action dengan gaya tangan dan kaki bergelantungan di tali. Terus lagi ada yang panjat tebing hampir setengah berlari, cepet banget udah kaya kera #upssorry....Tapi semua yang saya bilang itu benar apa adanya. Sempet cengo sih liatnya...Saya semakin excited pengen buru-buru mencoba tapi teman saya malah banyak alasannya. Pertama Geka bilangnya dengkul lemes, Sony bilangnya mau nemenin Geka aja #ALASAN, Jerry pake alesan waktunya udah gak cukup. Aaahhh udahlah kalian ini...Jauh-jauh kemari malah cuma jadi penonton aja. Hahahhaa....
Yeesss...We are young and freeeeee!!!!!
Masih belom sampe juga? Udaaahhh doongg. Tapi belom sampe ujungnya nih. Dikiittt lagiiii
Jangan mau minta tolong fotoin sama Jerry, Pasti dia bakalan selfie.
Kalau gw perusaknya hahaa..
Masih belum juga sampai ujungnya Tebing90, tetep dengan rintangan kecil harus menyebrangi jurang kecil agar kami bisa diujung tebing. Jadi Tebing 90 sebenarnya masih harus menanjak keatas. Tapi karena kami belom bisa memulai Rapellingnya, jadi kami numpang makan siang di Flysheet ujung agar bisa melihat para atlet panjat tebing sedang memasangkan tali dari tebing satu ke tebing lainnya. Cukup menegangkan dude!!
Sebelum ke ujungnya Tebing90
Harus melewati jurang kecil
Samping kanan ada Flysheet biru, kesanalah kami singgah sementara
Setelah melewati Jurang kecil, masih harus menuruni bebatuan
Alan tetep cari sinyal di Tebing90 *kali yaaa..sebenernya gw juga gak tau dia lagi ngapain*
Baru Alan memulai menuruni bebatuan dengan banyak batang pohon penuh dengan duri
Ramdhan ngaso bentaran, Padahal dikit lagi sampe
Tempat kami berteduh sementara
Sampe juga di tempat istirahat kami sejenak untuk makan siang
Portaledge ada Kang Afdal dan yang lagi gelantungan ada Kang Gocay
Kalo takut ketinggian, duduk aja dan jangan liat kebawah. Pandangan lurus aja kedepan
Pemandangan dari ketinggian ada perumahan, hamparan gunung dan bukit plus pertambangan batu
Mereka masih nunggu giliran Rapelling
Kelihatannya gersaaanggggg
Sebelah kiri itu pertambangan batu kapur
Not bad lah kalau cara pengambilan gambarnya dihilangin genteng rumahnya
Nah dari Tebing90 sudah terlihat Stone Garden
Ramdhan orang pertama yang Rapelling
Selanjutnya Alan, sedang dipakaikan Harness
Mulai beraksi bareng Atlet Panjat Tebing Kang Afdal
Next Dian lagi dipakein Harness sama Kang Ucup
Masih dengan memasangkan Harness dan Webbing
Ekspresi nahan takut ketinggian, makanya pegangan pohon biar gak kebawa angin
Sampe harus dipegangin sama Kang Ucup dan Kang Afdal buat awal mau turun. Masalahnya terpaksa ini mata ngeliat kebawah
Pelan-pelan merangkak ke bebatuan agar seimbang dan bisa turun dengan sempurna
Haappp...Kita hitung Mundur yaaa kawan "TIGA"
DUA
SATU
Yuhuuuuuu....Berhasil juga dan gak takut karena pandangan lurus kedepan atau samping
Anggep aja kita lagi bercengkrama di tebing hahaha...
Mulai di tinggal sendirian sama Kang Afdal
Akhirnya Hinggap juga di Portaledge
Behind the scene, dari foto kita di Portaledge
Candid
Disuruh Kang Afdal lepas 2 tangan. Tapi trial dulu satu tangan
Akhirnyaaaa Lepas 2 tangan juga. uhuuuyyy
Nah di fotoin Kang Afdal dari atas nih
Masih behind the scene part 2
Wohooooo Epic!!!!
Yeaayyy ada foto sendiri di Portaledge
Liat pemandangan bawahnya, Pematang sawah yang belum jadi
Liat kelakuan mereka, Baca koran di Portaledge. Hahhaa
Ramdhan maunya ditarikin abangnya
Gaya kaki keatas begini susah loh. Gw aja udah coba berkali-kali tetep aja GAGAL
Saatnya beraksi Flying Fox manual. Harus merangkak gak jelas gini #huft
Mau coba naikin kaki keatas gak bisa juga. Mungkin kaki gw kependekan
Yaudahlah anggap aja bisa nyangkut ke webing ni kaki
Kalo ini udah kecapean narik badan sendiri. Hahaha
Cukup menegangkan, sepintas pikiran yang tidak seharusnya saya pikirkan. Selalu membuat deg-degan semakin kencang "duh gimana ya kalo talinya putus, wah gw harus pegang kenceng nih talinya biar kalo jatuh gw masih pegangan tali, yah pasrah lah kalo ada apa-apa namanya umur gak ada yang tau" Buhahahhhahaa.....Itu semua yang ada di otak gw selama melewati Rapelling, Portaledge dan Flying fox. Inget ya kawan, kejadian apapun itu bisa terjadi dari apa yang kamu pikirkan. Jadi jangan pernah ikutin apa yang udah gw lakuin tadi. Percaya terhadap diri sendiri dan kemampuan sendiri. Niscaya semua akan terkendali dan berjalan mulus #sokbijak
After Portaledge, Rapelling dan Flying Fox
Ilalang yang kami lewati menuju parkiran
Yuukkk Pulaaanggg biar bisa mampir ke Stone Garden dulu
Jalan Setapak
Bawalah sampah mu pulang ya guys
Anggep aja Silhouette
Ceritanya gaya Yoga tap ancuurrr semua hahhaa...
Wohoooo Jumper
Liat ujung kanan kiri dengan gaya yang sama dan bagian tengah pun juga dengan gaya yang sama
Sampe parkir pada kelaperan, Jadi langsung incer roti
Nah ini formasi lengkapnya
Cewe-cewe lagi beberes tas, cowo-cowo malah wefie -__-"
Let's go to Stone Garden
Pukul 17.00 Lanjut lagi perjalanan menuju Stone garden, Rencananya sih mau sunsetan disana. Tapi sayang sekali, Sesampainya disana langit kehalang asap hitam karena ada pembakaran ban di Pertambangan Batu. Lokasi Stone Garden tidak jauh dari Tebing90, hanya butuh waktu 20menit sudah sampai di Stone Garden. Sebelum kesana, kami mampir dulu ke musholla untuk sholat ashar lalu melanjutkan lagi ke Stone Garden.
RELATED ARTICLE :
- Gunung Parang Via Feratta di Ketinggian 100meter
- Rapelling di Gunung Munara
- Rope Jumping di Jembatan Rajamandala
- Rapelling di Curug Lembah Pelangi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Yuk ah komen daripada cuma sebarin Spam